PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) secara resmi mengumumkan arah baru transformasi bisnisnya, Kamis (18/12/2025). Perubahan fundamental ini didorong oleh masuknya PT Morris Capital Indonesia (MCI) sebagai pemegang saham pengendali baru, mengalihkan fokus perseroan dari manufaktur berbasis PVC menjadi holding investasi di sektor energi, khususnya pengembangan ekosistem minyak dan gas (migas) terintegrasi.
Langkah strategis ini dipandang sejalan dengan upaya nasional untuk memperkuat infrastruktur dan ketahanan pasokan energi dalam negeri.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Direktur Utama Multi Makmur Lemindo (PIPA), Imanuel Kevin Mayola, menegaskan optimisme manajemen terhadap langkah korporasi ini. “Kami optimistis bahwa rangkaian aksi korporasi ini akan menjadi katalis positif bagi peningkatan nilai Perseroan dalam jangka menengah hingga panjang, termasuk potensi pertumbuhan kapitalisasi pasar,” ujar Imanuel dalam keterangan resmi.
Manajemen PIPA menjelaskan, kendali perusahaan secara resmi telah berpindah kepada PT Morris Capital Indonesia (MCI) sejak Oktober 2025. Saat ini, MCI tengah memproses Penawaran Tender Wajib (Mandatory Tender Offer/MTO) yang ditargetkan rampung pada awal 2026.
Komposisi kepemilikan saham perseroan saat ini terdiri dari 49,92% saham milik MCI dan 50,08% saham publik. Ini menunjukkan komitmen perseroan untuk tetap menjaga kepemilikan publik yang signifikan.
Inisiatif Strategis PIPA di Sektor Energi
Sebagai fondasi transformasi ke depan, PIPA memaparkan sejumlah inisiatif strategis pada tahun 2026:
- Investasi Inti Bisnis: PIPA berencana berinvestasi pada aset pengolahan minyak dan gas dengan estimasi nilai hingga Rp 300 miliar. Investasi ini diharapkan menjadi sumber pendapatan utama jangka panjang dengan margin yang lebih baik.
- Penguatan Infrastruktur: Perseroan akan menerbitkan obligasi senilai sekitar Rp 460 miliar untuk memperkuat logistik dan infrastruktur energi, termasuk transportasi, penyimpanan, dan distribusi migas.
- Ekspansi Perdagangan: PIPA menargetkan ekspansi usaha melalui akuisisi perusahaan afiliasi di sektor perdagangan migas. Rencana ini akan dibiayai melalui penerbitan obligasi dengan nilai hingga Rp 200 miliar.
Serangkaian langkah ini ditujukan untuk menciptakan sumber pendapatan berulang, memperbaiki struktur margin, dan memperkuat posisi PIPA dalam rantai pasok industri energi nasional.
Sebagai bagian dari penyesuaian struktur organisasi dan tata kelola pasca-akuisisi, PIPA berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Februari 2026.
Agenda utama rapat tersebut mencakup perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi, serta pemberian persetujuan awal atas rencana aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (right issue), yang ditargetkan terlaksana pada kuartal III-2026.






