Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan signifikan sebesar 0,59% pada periode 15-19 Desember 2025, ditutup pada level 8.609,5. Sejalan dengan pelemahan ini, nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menguap hingga Rp 104 triliun.
Penurunan IHSG membawa indeks dari 8.660,4 pada pekan sebelumnya menjadi 8.609,5. Sementara itu, kapitalisasi pasar BEI merosot 0,59% menjadi Rp 15.788 triliun, dari posisi Rp 15.882 triliun.
Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menjelaskan bahwa rata-rata frekuensi transaksi harian juga mengalami perubahan. “Rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami perubahan yaitu sebesar 12,59% menjadi 2,8 juta kali transaksi, dari 3,2 juta kali transaksi pada pekan lalu,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Sabtu (20/12/2025).
Selain frekuensi, rata-rata volume transaksi harian Bursa turut terkoreksi sebesar 20,8%, dari 59,35 miliar lembar saham menjadi 47 miliar lembar saham pada pekan ini. Namun, terdapat peningkatan pada rata-rata nilai transaksi harian BEI, yang naik 13,23% menjadi Rp 34,29 triliun dari Rp 30,29 triliun pada pekan sebelumnya.
Aktivitas investor asing pada Jumat lalu menunjukkan nilai beli bersih sebesar Rp 2,6 triliun. Meskipun demikian, secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 22,3 triliun.
Kautsar menambahkan, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2025 mencapai 178 emisi dari 79 emiten, dengan nilai Rp 209,3 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI kini berjumlah 665 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 545 triliun dan US$ 134,010595 juta, yang diterbitkan oleh 137 emiten.
Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp 6.423,8 triliun dan US$ 352,1 juta. Sementara itu, Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak 7 emisi senilai Rp 2,1 triliun.






