Keuangan

Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk Anjlok ARB, Padahal Laba Bersih Melesat 819 Persen

Advertisement

Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengalami penurunan signifikan pada sesi I perdagangan Jumat (19/12/2025). Emiten telekomunikasi ini bahkan menyentuh batas auto reject bawah (ARB) dengan anjlok 14,71% ke level Rp 725.

Pergerakan Saham INET di Bursa

Hingga sekitar pukul 10.25 WIB, sebanyak 555 juta saham INET telah ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia. Perdagangan saham INET mencatat frekuensi sebanyak 54.393 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp 414 miliar. Penurunan harga saham ini diiringi oleh aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 36,8 miliar.

Anjloknya saham INET ini cukup mengejutkan pasar, mengingat dua hari bursa sebelumnya saham ini selalu menunjukkan performa positif. Tercatat, saham INET menguat masing-masing 5,33% dan 7,59% pada perdagangan sebelumnya.

Rebound Profitabilitas yang Kuat

Penurunan harga saham ini terjadi di tengah laporan profitabilitas INET yang menunjukkan rebound kuat pada kuartal III-2025 (3Q25). Perusahaan berhasil meningkatkan gross profit margin (GPM) menjadi 66,3% dan mencatat EBITDA sebesar Rp 18 miliar, melonjak 53% secara kuartalan (qoq).

Kenaikan ini didukung oleh perbaikan bauran pendapatan serta efisiensi belanja operasional (opex) yang dilakukan perseroan. Laba bersih INET juga melesat 86% qoq menjadi Rp 11,6 miliar pada 3Q25. Secara kumulatif, laba bersih selama Januari-September 2025 (9M25) melonjak drastis 819% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 19,4 miliar.

Advertisement

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Jonathan Guyadi dan Jason Sebastian, dalam risetnya pada Selasa (9/12/2025), menyatakan, “Pencapaian itu sekitar 85% dari estimasi setahun penuh, mengindikasikan potensi kenaikan terhadap proyeksi.”

Pendapatan Melesat Didorong Segmen ISP

Selain profitabilitas, pendapatan INET juga menunjukkan pertumbuhan impresif. Pada 3Q25, pendapatan perseroan melejit 190,5% yoy menjadi Rp 23,6 miliar. Hal ini mendorong total pendapatan selama 9M25 mencapai Rp 68,6 miliar.

Pertumbuhan pendapatan ini terutama berasal dari segmen internet service provider (ISP) yang menyumbang Rp 67 miliar, atau melonjak 188,4% yoy. Sementara itu, pendapatan dari segmen konstruksi tercatat Rp 1,4 miliar, yang kemungkinan terkait dengan ekspansi homepass WiFi. Ekspansi ini sejalan dengan pertumbuhan pelanggan yang sangat pesat, mencapai 1,5 juta pelanggan per September 2025, dibandingkan dengan 220 ribu pelanggan pada Desember 2024.

Advertisement