Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunjukkan pergerakan menarik di tengah pelemahan tipis pada perdagangan Kamis (18/12/2025). Meskipun ditutup melemah 2,30% ke level Rp 340, emiten pertambangan Grup Bakrie dan Salim ini justru membukukan net buy asing tipis senilai Rp 48,82 miliar.
Pergerakan ini menjadi sorotan, mengingat dalam periode 11-17 Desember, saham BUMI konsisten mencetak net sell asing. Kondisi ini memunculkan pertanyaan apakah saham BUMI akan berbalik arah dan kembali menguat.
Analisis Teknikal Saham BUMI
BRI Danareksa Sekuritas dalam analisis teknikalnya pada Kamis kemarin, menyatakan bahwa pergerakan saham BUMI masih berada dalam tren bullish. Namun, harga saham saat ini sedang mencoba untuk pullback dan menguji level support pada 318-338.
“Selama masih berada di atas level support tersebut, maka masih ada potensi untuk melanjutkan tren bullish dengan resistance terdekat pada 370-380,” ungkap BRI Danareksa Sekuritas.
Sementara itu, Kiwoom Sekuritas mematok level support pertama saham BUMI di 344 dan support kedua di 338. Untuk level resistance, Kiwoom Sekuritas menetapkan 358 sebagai resistance pertama dan 366 sebagai resistance kedua, dengan stoploss di level 333.
Peluang Masuk Indeks MSCI
Di sisi lain, Indo Premier Sekuritas menaksir bahwa saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memiliki kemungkinan tertinggi untuk dimasukkan ke dalam indeks kapitalisasi Global Standar MSCI. Prediksi ini disampaikan menjelang peninjauan indeks pada Februari 2026.
Indo Premier memperkirakan BUMI memiliki kemungkinan tertinggi untuk masuk ke indeks MSCI Standard Cap selama peninjauan indeks Februari 2026. Ambang batas minimum yang diperlukan untuk dimasukkan adalah Rp 315 per saham, berdasarkan estimasi mereka, sementara harga saham saat riset disusun berada di Rp 326 per saham.
“Perlu dicatat bahwa BUMI sudah menjadi anggota IMI (Investible Market Indexes) MSCI dan saat ini merupakan anggota indeks MSCI Small Cap. Kami juga memeriksa bahwa: meskipun harga saham naik dua kali lipat dalam sebulan (+117%), harga tersebut masih sesuai dengan aturan kenaikan harga ekstrem MSCI, kecuali jika harga saham BUMI melampaui >Rp 700/saham pada akhir Januari 2026 (periode peninjauan),” terang riset Indo Premier.






