Keuangan

Zepto Konfirmasi Pengajuan IPO Rp 20 Triliun, Sektor Quick Commerce India Kian Memanas

Startup quick commerce asal India, Zepto, secara resmi mengajukan penawaran umum perdana (IPO) secara rahasia. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi koreksi pasar di sektor pengiriman super cepat, yang dipicu oleh pembakaran dana masif dan persaingan yang kian ketat.

Dalam pengumuman publik pada Minggu waktu setempat, Zepto mengonfirmasi telah menyerahkan draf IPO kepada regulator pasar modal India melalui jalur rahasia. Perusahaan menargetkan penghimpunan dana segar sebesar 110 miliar rupee, atau setara USD 1,22 miliar atau sekitar Rp 20,01 triliun, dengan asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah sebesar Rp 16.680.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Pengajuan secara rahasia memungkinkan Zepto untuk menjaga detail finansial dan strategi bisnisnya tetap tertutup. Informasi ini baru akan diungkap ke publik pada tahap lanjutan proses IPO. Meskipun mengonfirmasi langkah tersebut, Zepto menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jadwal atau struktur penawaran.

Berdasarkan data dari perusahaan riset Tracxn, valuasi Zepto terakhir tercatat sebesar USD 7 miliar atau Rp 116,73 triliun. Valuasi ini dicapai dalam putaran pendanaan pada Oktober lalu, menjadikannya salah satu startup teknologi dengan nilai tertinggi di India.

Persaingan Sengit di Industri Quick Commerce

Model bisnis quick commerce, yang menjanjikan pengiriman barang kebutuhan harian dalam waktu 10 hingga 15 menit, telah berkembang pesat di India. Namun, pertumbuhan signifikan ini juga diiringi dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi dari berbagai pemain, baik lokal maupun global.

Raksasa e-commerce global, Amazon, semakin agresif memasuki pasar quick commerce India. Selain layanan pengiriman di hari yang sama melalui Amazon Fresh, perusahaan milik Jeff Bezos itu meluncurkan layanan Amazon Now pada Juni lalu. Layanan ini menargetkan pengiriman hanya dalam 15 menit.

Saat ini, Amazon Now telah beroperasi di tiga kota besar India, yakni Mumbai, Delhi, dan Bengaluru. Country Manager Amazon India, Samir Kumar, menyatakan perusahaan menargetkan pembangunan lebih dari 300 pusat pemenuhan mikro di ketiga kota tersebut hingga akhir tahun.

Menurut Wakil Presiden Eksekutif Elara Capital, Karan Taurani, pasar quick commerce saat ini baru menyumbang sekitar 10% dari total pasar e-commerce India. Namun, dalam jangka menengah hingga panjang, kontribusinya diperkirakan bisa melonjak ke kisaran 40% hingga 50%.

“Potensi pertumbuhannya sangat besar, tetapi tingkat persaingannya juga ekstrem,” ujar Taurani, seperti dikutip Inside India.

Selain Amazon, Flipkart yang dimiliki Walmart juga meluncurkan layanan serupa pada tahun 2024. Sementara itu, pemain lokal seperti Swiggy, Zomato, dan unit quick commerce-nya, Blinkit, telah lebih dulu membangun jaringan luas di berbagai kota.

Tantangan dan Keberlanjutan Bisnis

Dalam tiga hingga lima tahun terakhir, banyak perusahaan yang terlibat dalam perang harga demi merebut pangsa pasar quick commerce. Strategi diskon agresif dan ekspansi gudang mikro telah menyebabkan biaya operasional melonjak tajam.

Meskipun sektor ini terus menarik modal besar, tanda-tanda tekanan mulai terlihat. Awal bulan ini, Swiggy berhasil menggalang 100 miliar rupee dari investor institusional untuk memperluas jaringan gudang dekat kawasan permukiman padat.

Namun, tidak semua pelaku industri optimistis terhadap keberlanjutan model bisnis ini. CEO Blinkit, Albinder Dhindsa, sebelumnya telah memperingatkan potensi pecahnya ekonomi di sektor quick commerce. Ia menyebut industri ini sangat bergantung pada “penggalangan dana tanpa henti” untuk menutup kerugian besar.

Data keuangan menunjukkan tekanan nyata pada beberapa pemain. Kerugian Zepto pada tahun fiskal 2025 melonjak menjadi 33,67 miliar rupee, dari 12,15 miliar rupee pada tahun sebelumnya. Sementara itu, data LSEG mencatat Swiggy membukukan kerugian bersih 31,17 miliar rupee pada tahun fiskal 2025, meningkat dari 23,50 miliar rupee setahun sebelumnya.

Berbeda dengan para pesaingnya, Eternal, perusahaan induk Zomato dan Blinkit, justru mencatat laba bersih 5,27 miliar rupee pada periode yang sama.

“Jika perusahaan tidak beralih ke jalur profitabilitas, bisa terjadi gelembung ekonomi,” kata Taurani.

IPO Zepto dinilai menjadi uji pasar penting bagi sektor quick commerce India. Keberhasilannya akan menentukan apakah investor masih percaya pada potensi jangka panjang industri ini, atau justru mulai bersikap lebih selektif di tengah meningkatnya kekhawatiran akan keberlanjutan bisnis.

Mureks