Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan Kolombia mencapai titik terendah setelah Presiden Donald Trump melontarkan serangan verbal tajam terhadap Presiden Kolombia, Gustavo Petro. Trump memperingatkan Petro mengenai konsekuensi serius terkait perdagangan kokain yang diklaim terus membanjiri wilayah AS.
Perseteruan ini memuncak setelah Petro memberikan komentar pedas merespons tindakan AS yang menyita kapal-kapal minyak Venezuela. Petro mengeklaim bahwa “seluruh wilayah selatan AS” dibangun di atas tanah curian, bahkan menyebut Texas dan California telah “diinvasi”. Ia juga menuntut agar AS “mengembalikan apa yang telah dicuri.”
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Menanggapi hal tersebut, Trump berbicara dari kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, pada Rabu (24/12/2025). “Dia sangat buruk, orang yang sangat jahat, dan dia harus jaga diri (watch his a**) karena dia memproduksi kokain dan merekamengirimkannya ke AS,” kata Trump, seperti dikutip RT. Ia juga melabeli pemimpin sayap kiri pertama Kolombia tersebut sebagai “pembuat masalah”.
Dalam kesempatan yang sama, Trump menyatakan kecintaannya pada rakyat Kolombia. Namun, ia menegaskan agar Petro segera bertindak menutup setidaknya tiga pabrik kokain besar yang diklaimnya ada di sana.
Hubungan kedua negara, yang secara historis merupakan mitra dekat di Amerika Latin, memang telah mendingin sejak Petro menjabat pada tahun 2022. Ketegangan semakin meningkat setelah Departemen Luar Negeri AS mencabut visa Petro pada September lalu, diikuti oleh sanksi di bawah otoritas anti-perdagangan narkoba. Langkah ini dikutuk oleh Bogota sebagai tindakan bermotif politik.
Petro tidak tinggal diam menghadapi retorika Trump. Pada Oktober, ia menuduh pemerintahan Trump telah membom sebuah kapal Kolombia yang membawa warga sipil dalam operasi AS yang menargetkan penyelundup narkoba di dekat pantai Venezuela. Petro juga membantah klaim Trump mengenai produksi narkoba dan memamerkan upaya negaranya dalam membatasi tanaman ilegal.
Namun, Washington tetap pada posisinya. Pada September, AS memasukkan Kolombia ke dalam daftar negara yang dianggap gagal bekerja sama dalam perang melawan narkoba untuk pertama kalinya dalam hampir 30 tahun. Pemerintahan Petro dituduh tidak berbuat cukup untuk membendung produksi kokain, terutama setelah penghentian fumigasi udara sejak 2015 karena kekhawatiran lingkungan.
Sebagai respons terbaru untuk meredam kritik, pemerintah Kolombia pada hari Selasa menyatakan akan mengerahkan drone untuk menghancurkan tanaman koka. Langkah ini merupakan pergeseran dari metode pemusnahan manual, meskipun tetap menghindari fumigasi udara skala besar yang selama ini didesak oleh Washington.
Meski ada upaya ini, data menunjukkan Kolombia tetap menjadi sumber utama kokain yang disita di AS. Fakta ini menjadi amunisi utama bagi Trump untuk terus menekan pemerintahan Petro.






