Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi akan terlibat dalam peninjauan rencana merger antara raksasa streaming Netflix dan Warner Bros. Discovery (WBD). Keputusan Trump ini menyita perhatian industri hiburan global mengingat skala kedua perusahaan yang terlibat.
“Saya akan terlibat dalam keputusan itu,” ujar Trump kepada wartawan di Washington, Minggu (7/12/2025), sebagaimana dikutip Reuters. Pernyataan ini muncul setelah Netflix mengumumkan kesepakatan akuisisi senilai 72 miliar dollar AS pada Jumat lalu, yang masih menunggu persetujuan regulator.
Jika disetujui, merger ini akan menyatukan layanan streaming Netflix dengan studio film Warner Bros, termasuk HBO Max dan DC Studios. Konsolidasi ini akan menempatkan dua layanan streaming terbesar dunia di bawah satu kepemilikan tunggal.
Kekhawatiran Persaingan Usaha
Trump menyoroti potensi masalah persaingan usaha akibat besarnya pangsa pasar yang akan dikuasai oleh entitas gabungan. “Itu nanti para ekonom yang akan menentukan. Tapi pangsa pasarnya besar. Tidak diragukan lagi, itu bisa menjadi masalah,” paparnya.
Kesepakatan ini dipandang sebagai uji coba besar bagi regulator AS dalam menilai dampak merger terhadap kompetisi industri dan lanskap bisnis media masa depan. Rencana akuisisi Netflix terhadap aset film dan layanan streaming WBD telah memicu gelombang kritik dari pelaku industri hiburan dan politisi.
Kritik dari Industri dan Legislator
Pelaku industri film, televisi, jaringan bioskop, serta legislator AS menyuarakan risiko monopoli dari rencana merger tersebut. Writers Guild of America (WGA) secara spesifik meminta regulator untuk memblokir kesepakatan.
WGA berargumen bahwa konsolidasi industri hiburan berpotensi menghilangkan banyak pekerjaan, memperburuk kondisi pekerja kreatif, serta mengurangi keragaman konten. Producers Guild of America menekankan perlunya Netflix menunjukkan bahwa kesepakatan tidak mengancam mata pencaharian pekerja dan menjaga keberlanjutan penayangan film di bioskop.
“Studio-studio bersejarah bukan sekadar perpustakaan konten, di dalamnya terdapat karakter dan budaya bangsa,” kata mereka.
Sutradara Kanada Sasha Leigh Henry juga menyuarakan kekhawatiran serupa. Ia menilai merger sebesar ini dapat menyempitkan pilihan dan suara kreator, serta membatasi jenis cerita dan perspektif yang dihadirkan kepada penonton.
“Dampak penuh dari merger ini masih harus dilihat. Tapi saat ini, rasanya tidak terlalu menyenangkan. Sepertinya ada pembatasan baik jenis konten, keberagaman perspektif, maupun para pembuat film yang ceritanya dapat kita tonton,” ucap Henry.
Aktris Jane Fonda bahkan memperingatkan potensi ancaman merger terhadap industri kreatif dan demokrasi. Ia menyebut konsolidasi media besar-besaran dapat melemahkan ekosistem media yang bebas dan independen.
Ancaman bagi Bioskop dan Pilihan Konsumen
Organisasi Cinema United, yang mewakili pemilik bioskop, menyuarakan penolakan keras terhadap merger. CEO Cinema United, Michael O’Leary, khawatir Warner Bros, yang kini akan berada di bawah Netflix, tidak akan menunjukkan komitmen kuat terhadap penayangan bioskop.
O’Leary menyoroti bahwa Netflix memiliki rekam jejak merilis film di bioskop hanya untuk memenuhi syarat penghargaan, dengan penayangan yang sangat singkat. “Warner Bros, studio ikonik, akan berada di bawah raksasa streaming global yang secara jelas menyatakan bahwa mereka tidak tertarik mendukung penayangan di bioskop,” ungkap O’Leary.
Ia menambahkan, “Kekhawatiran kami adalah semakin sedikit film yang akan dirilis di bioskop, sehingga pilihan bagi penonton semakin berkurang.”
Dari ranah politik, Senator Demokrat Elizabeth Warren menyebut merger tersebut sebagai “mimpi buruk monopoli” yang berpotensi mendorong kenaikan harga langganan dan membatasi pilihan konsumen. Senator Republik Roger Marshall juga menyatakan kesepakatan ini memunculkan banyak tanda bahaya bagi berbagai pihak.
Netflix Berargumen dan Analis Memberi Pandangan
Netflix berargumen bahwa penggabungan layanan dengan HBO Max dapat memberikan keuntungan bagi konsumen melalui biaya langganan yang lebih rendah atau paket bundel. Namun, dampak merger terhadap pelanggan yang saat ini berlangganan layanan terpisah masih belum jelas.
Beberapa analis melihat potensi pengurangan fragmentasi layanan streaming. Namun, mereka juga mengingatkan pertanyaan besar mengenai apakah HBO Max dan Netflix akan tetap beroperasi terpisah atau digabung menjadi satu layanan raksasa. Analis Mike Proulx menyatakan konsumen mungkin merasakan tarif lebih murah, namun bentuk layanan pasca-merger masih belum pasti.
Proses persetujuan regulator anti-monopoli dan lembaga komunikasi AS diperkirakan memakan waktu 12 hingga 18 bulan. Selama periode tersebut, Netflix dan Warner Bros. Discovery akan tetap beroperasi seperti biasa.






