Polisi hingga Rabu (24/12/2025) belum menetapkan tersangka dalam kasus tewasnya anak politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Maman Suherman, di rumah mewahnya di perumahan BBS 3, Cilegon, Banten. Sebanyak 15 saksi telah dimintai keterangan terkait insiden yang terjadi pada Selasa (16/12/2025) pekan lalu tersebut.
Korban ditemukan tergeletak dengan penuh luka tusukan di dalam rumahnya. Motif di balik dugaan pembunuhan ini masih belum diketahui secara pasti oleh pihak kepolisian.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Peristiwa tragis ini bermula ketika Maman Suherman, ayah korban, menerima panggilan telepon dari anak keduanya yang meminta pertolongan. Mendapat kabar tersebut, Maman segera meninggalkan tempat kerjanya di wilayah Ciwandan dan bergegas menuju rumahnya di Kelurahan Ciwaduk, Kota Cilegon.
“Setibanya di rumah dan membuka pintu, ayah korban mendapati anaknya dalam kondisi tengkurap dengan luka serius disertai pendarahan hebat. Korban kemudian segera dibawa ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon menggunakan kendaraan pribadi bersama saksi,” kata Kapolsek Cilegon, Kompol Firman Hamid, pada Selasa (16/12).
Firman menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan medis, pihak rumah sakit menyatakan korban telah meninggal dunia. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan korban mengalami luka akibat tusukan benda tajam.
CCTV Mati di Lokasi Kejadian
Dalam proses penyelidikan, polisi menghadapi kendala karena kamera pengawas atau CCTV di rumah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tersebut dalam kondisi mati. Meskipun demikian, pihak kepolisian menyatakan akan berupaya maksimal untuk mengungkap kasus ini.
“Nggak juga sih, nggak juga kesulitan, meskipun CCTV itu mati di dalam rumah, tapi kami insyaallah kami bisa berupaya maksimal lah untuk perkara ini,” ujar Kapolres Cilegon AKBP Martua Raja Silitonga, pada Selasa (23/12/2025).
Penyidik masih terus mengumpulkan beberapa barang bukti di lapangan dan menyusun pola peristiwa. Analisis yang matang diperlukan untuk mengaitkan pola waktu, pola tempat, dan pola sasaran guna mengungkap pelaku di balik kasus dugaan pembunuhan terhadap anak berusia 9 tahun tersebut.
“Sementara kita mengumpulkan beberapa alat bukti-alat bukti di lapangan harus kita kaitkan antara pola waktu, pola tempat, dan pola sasaran, jadi harus membutuhkan analisa yang matang, ya,” jelasnya.
AKBP Martua Raja Silitonga memastikan bahwa perkembangan penyidikan akan segera disampaikan kepada awak media.
15 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka
Kepolisian telah memeriksa 15 saksi secara maraton. Para saksi tersebut berasal dari berbagai kalangan, termasuk keluarga korban, teman bapak korban, tetangga, dan karyawan bapak korban.
“(Ada) 15 saksi dimintai keterangan, baik dari pihak keluarga korban, pihak teman bapak korban dan tetangga korban, sama karyawan bapak korban,” terang Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan, pada Selasa (23/12).
Hingga saat ini, polisi belum menetapkan tersangka dan terduga pelaku juga belum tertangkap. Proses penyidikan dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Terduga pelaku belum tertangkap. Kita melakukan penyidikan harus berhati-hati karena memutuskan seseorang menjadi tersangka,” tuturnya.
Selain itu, polisi juga belum menemukan senjata tajam yang diduga digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban.
“Untuk barang bukti yang dipergunakan oleh pelaku dalam aksinya tersebut belum ditemukan,” tambahnya.
Polisi mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada berita-berita hoaks terkait kasus ini. Masyarakat yang memiliki informasi akurat dan dapat membantu penyelidikan diminta untuk segera berkomunikasi dengan penyidik Polres Cilegon.
“Jangan percaya berita-berita hoax, tunggu pengumuman polisi. Apabila masyarakat mendapatkan informasi yang akurat untuk membantu pihak kepolisian segera komunikasi kepada pihak penyidik,” pungkasnya.






