Harga perak dunia terus menunjukkan tren kenaikan signifikan, mencapai level baru US$ 66,3 per troy ons pada Rabu malam, 17 Desember 2025. Bahkan, logam mulia ini sempat menyentuh rekor tertinggi intraday di US$ 66,51 per troy ons pada sesi perdagangan tersebut.
Kenaikan harga perak ini dipicu oleh beberapa faktor utama. Harapan akan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) kembali menguat menyusul data pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang menunjukkan pelemahan. Selain itu, meningkatnya ketegangan antara AS dan Venezuela turut mendorong permintaan terhadap aset safe-haven, termasuk perak.
Analis di Marex, Edward Meir, menyoroti pergerakan ini. “Perak menarik emas bersamanya, ada beberapa rotasi uang yang keluar dari harga emas dan masuk ke perak, platinum, dan paladium,” kata Meir. Ia menambahkan, “(Harga perak) US $70 per troy ons (untuk perak) tampaknya menjadi target logis berikutnya dalam jangka pendek.”
Sepanjang tahun 2025, kinerja perak tercatat sangat impresif dengan kenaikan mencapai 126%. Angka ini jauh melampaui kenaikan harga emas yang berada di kisaran 65% dalam periode yang sama.
Pekan lalu, Federal Reserve AS telah memutuskan untuk memangkas suku bunga seperempat poin, yang merupakan pemotongan ketiga dan terakhir untuk tahun ini. Para investor kini memperkirakan akan ada dua pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada tahun 2026.
Pasar keuangan saat ini tengah menantikan rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan November yang dijadwalkan pada Kamis ini, serta indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan dirilis pada hari Jumat. Data-data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed.






