Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim fondasi pasar keuangan Indonesia tetap kokoh. Hal ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang dipicu oleh kebijakan moneter dunia, risiko geopolitik, dan perlambatan ekonomi di sejumlah negara utama. Hingga menjelang akhir 2025, kinerja pasar keuangan nasional justru menunjukkan ketahanan yang kuat dan capaian yang menggembirakan.
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Eddy Manindo Harahap, menjelaskan bahwa stabilitas makroekonomi yang terjaga serta respons kebijakan domestik yang tepat menjadi faktor utama. Faktor-faktor ini menopang kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia, meskipun lingkungan global masih penuh ketidakpastian.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
“Tapi di tengah kondisi tersebut perekonomian nasional tetap menunjukkan ketahanan yang baik. Stabilitas makroekonomi serta berbagai kebijakan domestik yang responsif turut menopang kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia,” ujar Eddy saat konferensi pers di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Kinerja IHSG dan Kapitalisasi Pasar Tumbuh Solid
Secara khusus, kinerja pasar modal Tanah Air hingga 29 Desember 2025 mencatatkan pertumbuhan yang solid. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh sekitar 22,1 persen secara year to date (YTD) dan ditutup di level 8.644,20 pada perdagangan terakhir.
Sejalan dengan itu, nilai kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp 15.810 triliun atau meningkat sekitar 22,1 persen sepanjang tahun berjalan.
“Data saya sampaikan kinerja pasar modal Indonesia menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan menjelang penutupan tahun 2025. Kalau kita lihat hingga per 29 Desember 2025 kemarin, IHSG tumbuh 22,1 persen secara year-to-date. Yang ditutup adalah 8.644,20 terakhir ya hari kemarin,” papar Eddy.
Pasar Obligasi dan Penghimpunan Dana Catat Rekor
Kinerja positif juga terlihat pada pasar obligasi. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) ditutup di posisi 440,19, atau naik sekitar 12,1 persen secara year to date. Capaian ini mencerminkan kepercayaan investor yang tetap terjaga di tengah fluktuasi global, sekaligus menunjukkan peran investor domestik yang semakin kuat dalam menopang stabilitas pasar.
Dari sisi aktivitas penghimpunan dana, pasar modal Indonesia juga mencatatkan rekor yang melampaui target. Hingga 29 Desember 2025, tercatat 210 aksi penghimpunan dana, termasuk 18 emiten saham baru yang telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK. Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 268,14 triliun, melampaui target awal sebesar Rp 220 triliun.
“Ini menjadi bukti nyata bahwa kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia terus menguat, meskipun kondisi global tidak sepenuhnya kondusif,” beber Eddy.
Pertumbuhan juga terjadi pada skema pendanaan alternatif melalui securities crowdfunding (SCF). Secara akumulatif hingga 23 Desember 2025, penghimpunan dana SCF tercatat mencapai Rp 1,808 triliun dengan melibatkan 971 penerbit. OJK menilai tren ini menunjukkan semakin luasnya akses pembiayaan bagi pelaku usaha, khususnya sektor usaha kecil dan menengah.
Aset Reksa Dana dan Transaksi Saham Melonjak
Di industri reksa dana, nilai aset kelolaan atau asset under management (AUM) per 24 Desember 2025 tercatat sebesar Rp 1.039,71 triliun, meningkat 24,16 persen secara year to date.
Aktivitas perdagangan saham harian juga menunjukkan peningkatan signifikan. Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang 2025 mencapai Rp 18,06 triliun, melonjak sekitar 40,54 persen secara year to date. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata transaksi harian pada 2024 yang berada di kisaran Rp 12,85 triliun.
“Sementara kalau kita bicara dari rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2025 yaitu meningkat sebesar 40,54 persen year to date atau sebesar Rp 18,06 triliun. Ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2024 kemarin yang sebesar Rp 12,85 triliun,” lanjut Eddy.






