Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan optimisme terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir tahun 2026. Purbaya menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen pada tahun tersebut merupakan angka yang realistis untuk dicapai.
Purbaya menjelaskan, perekonomian nasional sempat mengalami perlambatan signifikan sejak awal hingga sekitar September 2025. Tekanan ekonomi pada periode tersebut terasa cukup kuat, namun kondisi mulai berbalik arah memasuki kuartal IV 2025.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Pemulihan ekonomi yang lebih jelas terlihat seiring dengan penyesuaian kebijakan fiskal pemerintah dan respons dari bank sentral. Purbaya menyoroti adanya ketidaksinkronan kebijakan di awal tahun yang kini telah teratasi.
“Ada nampak kebijakan injeksi uang yang kita taruh di sistem perbankan itu gak seoptimal yang saya duga sebelumnya. Harusnya ekonominya lari lebih cepat karena ada sedikit ketidaksinkronan kebijakan antara kami dengan bank sentral yang sekarang sudah dibereskan,” kata Purbaya dalam Media Briefing di Kementerian Keuangan, Rabu (31/12/2025).
Menurut Purbaya, perbaikan kinerja ekonomi terjadi setelah kebijakan pemerintah diselaraskan dan direspons positif oleh otoritas moneter. Sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter dinilai semakin solid pada paruh akhir tahun 2025, menjadi faktor krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
Untuk tahun 2025, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada di kisaran 5,2 persen secara tahunan. Sementara itu, pertumbuhan pada kuartal IV 2025 diperkirakan akan melampaui 5,5 persen. Tren pemulihan yang terlihat di akhir tahun ini menjadi modal penting untuk akselerasi ekonomi pada tahun berikutnya.
Pemerintah berencana mempercepat realisasi belanja fiskal sejak awal tahun 2026. Koordinasi dengan Bank Indonesia juga terus diperkuat melalui komunikasi yang lebih intensif dengan Gubernur Bank Indonesia, sembari tetap menjaga batas kewenangan otoritas moneter.
Dari sisi struktural, pemerintah mulai mengintensifkan penyelesaian hambatan usaha melalui forum debottlenecking. Forum yang baru digelar satu kali ini telah berhasil memetakan persoalan utama yang dihadapi pelaku usaha.
“Ke depan, forum tersebut akan digelar rutin setiap pekan untuk menghapus berbagai regulasi dan hambatan yang mengganggu iklim bisnis,” ujar Purbaya.
Langkah-langkah ini mulai menarik perhatian investor asing, dengan minat investasi dari sejumlah negara, termasuk Singapura, disebut meningkat. Beberapa investor bahkan telah merealisasikan penanaman modalnya. Purbaya meyakini konsistensi kebijakan akan memperbaiki iklim investasi nasional, sehingga pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen menjadi lebih terbuka.






