Keuangan

IHSG Catatkan Kinerja Solid Sepanjang 2025, Tumbuh 22,13% dan Pecahkan Rekor 24 Kali

Pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan dan kinerja positif sepanjang tahun 2025, ditandai dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar yang signifikan. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menegaskan bahwa tahun 2025 menjadi pembuktian ketahanan pasar modal nasional di tengah tekanan domestik dan global yang tinggi.

“Pasar mampu menjaga stabilitas, bangkit kembali dan menorehkan capaian kinerja yang solid,” ujar Iman Rachman, seperti dikutip dari keterangan resmi pada Rabu, 31 Desember 2025.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Kinerja IHSG Sepanjang 2025

Sepanjang tahun 2025, IHSG berhasil tumbuh 22,13%, mencapai posisi 8.646,93. Capaian ini menempatkan kinerja IHSG di posisi ketiga terbaik di kawasan ASEAN. Bursa saham Vietnam memimpin dengan pertumbuhan indeks-VN sebesar 38,53%, diikuti oleh bursa saham Singapura yang indeks Straits Times-nya menguat 22,91%.

Pengamat pasar modal Reydi Octa menjelaskan, kenaikan IHSG pada tahun 2025 didorong oleh berbagai sentimen positif. Faktor-faktor tersebut meliputi suku bunga global dan domestik yang mulai melonggar, adanya reshuffle kabinet, suntikan likuiditas dari menteri keuangan, serta perbaikan kinerja keuangan emiten, pertumbuhan ekonomi yang solid, dan inflasi yang terjaga.

“Rotasi saham ke saham big caps, didukung emiten konglomerasi yang menstabilkan IHSG,” kata Reydi saat dihubungi Liputan6.com.

Pada penutupan perdagangan terakhir di BEI, Selasa, 30 Desember 2025, IHSG naik terbatas 0,03% ke posisi 8.646,93. Sementara itu, indeks saham LQ45 merosot 0,64% ke posisi 846,57. IHSG sempat berada di level tertinggi 8.663,66 dan level terendah 8.584,86. Sebanyak 346 saham menguat, 317 saham melemah, dan 146 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan mencapai 2.607.631 kali dengan volume 39,5 miliar saham dan nilai transaksi harian Rp 20,6 triliun.

Sektor Saham Pendorong Kinerja

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa sektor saham teknologi mencatat kenaikan tertinggi, mencapai 138,35%. Disusul oleh sektor saham industri yang melonjak 108,11%, dan sektor saham infrastruktur yang bertambah 80,62%.

Sektor lain yang juga menunjukkan penguatan signifikan adalah energi naik 65,60%, basic materials menguat 64,40%, properti dan real estate menanjak 54,98%, serta transportasi dan logistik naik 51,15%. Sektor consumer siklikal melompat 46,89%, perawatan kesehatan menguat 41,73%, keuangan menanjak 11,31%, dan consumer nonsiklikal naik 9,64%.

Reydi Octa menambahkan, “Sektor industri diuntungkan oleh pemulihan industri manufaktur, proyek infrastruktur dan proyek berbasis hilirisasi, sementara sektor teknologi menarik minat investor karena adopsi digitalisasi dan AI.”

Aksi Investor Asing dan Fundamental Pasar

Meskipun kinerja IHSG positif, investor asing mencatat aksi jual saham senilai Rp 938,13 miliar pada penutupan perdagangan 30 Desember 2025. Secara keseluruhan sepanjang tahun 2025, investor asing melakukan aksi jual saham dengan total nilai Rp 17,34 triliun.

Reydi Octa menilai, aksi jual investor asing masih menjadi faktor dominan yang menghambat kenaikan IHSG. “Perang tarif dan konflik geopolitik buat investor wait and see, saat itu juga suku bunga masih sempat diproyeksikan higher for longer, kenaikan IHSG sempat didominasi oleh saham-saham konglomerasi,” jelasnya.

Pada hari terakhir perdagangan 2025, investor cenderung wait and see karena banyak yang tidak ingin memegang posisi melewati masa libur panjang, khawatir akan adanya sentimen negatif. “Sehingga jika investor portofolionya sudah ada keuntungan, investor bisa mengunci keuntungannya terlebih dahulu lalu mulai buyback pada awal tahun,” ujar Reydi.

Secara fundamental, IHSG memiliki market price earning ratio (PER) 16,43 kali dan market price book value (PBV) 2,48 kali.

Kapitalisasi Pasar dan Rekor IHSG

Berdasarkan data BEI, kapitalisasi pasar saham tercatat sebesar Rp 15.849 triliun pada 30 Desember 2025. Beberapa emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar antara lain:

  • PT Barito Renewables Energy Tbk: Rp 1.298 triliun
  • PT Bank Central Asia Tbk: Rp 985 triliun
  • PT Dian Swastatika Tbk: Rp 778 triliun
  • PT Chandra Asri Pacific Tbk: Rp 606 triliun
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk: Rp 549 triliun
  • PT Bayan Resources Tbk: Rp 523 triliun
  • PT DCI Indonesia Tbk: Rp 477 triliun
  • PT Bank Mandiri Tbk: Rp 471 triliun
  • PT Amman Mineral Internasional Tbk: Rp 466 triliun
  • PT Telkom Indonesia Tbk: Rp 345 triliun

Sepanjang tahun 2025, IHSG mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) sebanyak 24 kali. Rekor terakhir terjadi pada 8 Desember 2025, dengan IHSG mencapai level 8.710,69. Pada saat yang bersamaan, nilai kapitalisasi pasar juga menembus Rp 16.000 triliun.

Iman Rachman mengungkapkan, “All-Time High kita tercapai di 8 Desember dengan nilai 8.711, market cap kita tembus Rp 16.000 triliun. Berapa kali all time high selama setahun ini? 24 kali.” Capaian ini, menurut Iman, tidak terlepas dari sinergi antara BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal, didukung oleh stabilitas dan dinamika perekonomian domestik maupun global.

Mureks