Mayoritas bursa saham di kawasan Asia Pasifik menunjukkan pelemahan pada perdagangan terakhir tahun 2025, Rabu (31/12/2025). Kondisi ini terjadi di tengah periode perdagangan yang lebih singkat akibat libur Tahun Baru.
Mengutip CNBC, indeks ASX 200 Australia melemah tipis 0,03% menjadi 8.714,3. Indeks Hang Seng di Hong Kong juga merosot 0,087% ke level 25.630,54, sementara indeks CSI 300 di China terpangkas 0,44%.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Aktivitas Manufaktur China Menguat
Di tengah pelemahan regional, ekonomi China justru mengakhiri tahun dengan catatan yang sedikit lebih baik. Aktivitas pabrik di negara tersebut dilaporkan meningkat pada Desember untuk pertama kalinya sejak Maret, melampaui ekspektasi pasar.
Data resmi yang dirilis pada Rabu pekan ini menunjukkan, indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) resmi menguat menjadi 50,1 pada Desember. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan 49,2 oleh ekonom yang disurvei Reuters, dan juga melampaui 49,2 pada November. Angka di atas 50 mengindikasikan adanya ekspansi dalam sektor manufaktur.
Sebagai perbandingan, indeks MSCI All Country World, yang mengukur kinerja lebih dari 2.500 saham berkapitalisasi besar dan menengah dari pasar negara maju dan berkembang, telah naik lebih dari 21% sejak awal tahun. Indeks ini bahkan mencapai rekor tertinggi 1.024,29 pada 26 Desember, berdasarkan data LSEG.
Sementara itu, bursa saham Jepang dan Korea Selatan tidak beroperasi pada Rabu, 31 Desember 2025, karena libur. Kontrak berjangka ekuitas AS juga cenderung mendatar pada awal perdagangan di Asia.
Wall Street Tertekan Sektor Teknologi
Pada perdagangan Selasa (30/12/2025) di Wall Street, indeks-indeks utama mengalami penurunan. Indeks S&P 500 melemah 0,14% dan ditutup pada posisi 6.896,24. Indeks Nasdaq terpangkas 0,24% dan berakhir di 23.419,08, sedangkan Indeks Dow Jones merosot 0,20% dan ditutup pada 48.367,06.
Tiga indeks acuan di Wall Street tersebut telah mencatat sesi penurunan berturut-turut pada awal pekan, terutama terbebani oleh kerugian di sektor teknologi. Saham Nvidia dan perusahaan kecerdasan buatan (AI) lainnya seperti Palantir Technologies, mencatat sesi penurunan berturut-turut.
IHSG Berhasil Menguat Tipis
Berbeda dengan tren regional dan global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/12/2025). IHSG menguat terbatas, dipimpin oleh kenaikan sektor saham konsumer siklikal.
Menurut data RTI, IHSG ditutup naik 0,03% ke posisi 8.646,93. Namun, indeks saham LQ45 justru melemah 0,64% ke posisi 846,57, dan sebagian besar indeks saham acuan lainnya memerah.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG bergerak di level tertinggi 8.663,66 dan level terendah 8.584,86. Sebanyak 346 saham menguat, 317 saham melemah, dan 146 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan mencapai 2.607.631 kali dengan volume perdagangan saham 39,5 miliar saham, serta nilai transaksi harian saham sebesar Rp 20,6 triliun.
Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di kisaran 16.755.
Kinerja Sektor Saham
Dari 11 sektor saham, enam sektor berhasil menghijau:
- Sektor saham konsumer siklikal naik 3,03%, mencatat kenaikan terbesar.
- Sektor saham infrastruktur bertambah 2,04%.
- Sektor saham keuangan menanjak 0,97%.
- Sektor saham konsumer nonsiklikal mendaki 0,51%.
- Sektor saham properti bertambah 0,36%.
- Sektor saham industri naik 0,19%.
Sementara itu, lima sektor saham lainnya mengalami koreksi:
- Sektor saham kesehatan merosot 1,53%, mencatat koreksi terbesar.
- Sektor saham basic susut 1,17%.
- Sektor saham teknologi melemah 0,98%.
- Sektor saham energi terpangkas 0,19%.
- Sektor saham transportasi susut 0,11%.
Pergerakan Saham Pilihan
Pada hari terakhir perdagangan di BEI pada 2025, beberapa saham pilihan menunjukkan pergerakan sebagai berikut:
- Saham AUTO merosot 0,37% ke posisi Rp 2.690 per saham. Saham ini dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.710 per saham, dengan level tertinggi Rp 2.710 dan terendah Rp 2.670. Total frekuensi perdagangan 1.266 kali, volume 24.944 saham, dan nilai transaksi Rp 6,7 miliar.
- Saham SMGR ditutup naik 0,76% ke posisi Rp 2.640 per saham. Saham SMGR dibuka stagnan di posisi Rp 2.620 per saham, dengan level tertinggi Rp 2.670 dan terendah Rp 2.610. Total frekuensi perdagangan 2.739 kali, volume 95.658 saham, dan nilai transaksi Rp 25,3 miliar.
- Saham MMLP merosot 0,40% ke posisi Rp 498 per saham. Saham MMLP dibuka stagnan di posisi Rp 500 per saham, dengan level tertinggi Rp 525 dan terendah Rp 494. Total frekuensi perdagangan 1.468 kali, volume 5.419.658 saham, dan nilai transaksi Rp 314,3 miliar.
- Saham BOGA ditutup stagnan di posisi Rp 1.115 per saham. Saham BOGA bergerak di level tertinggi Rp 1.120 dan terendah Rp 1.060. Total frekuensi perdagangan 59 kali, volume 5.408 saham, dan nilai transaksi Rp 575,1 juta.






