Keuangan

Meksiko Berlakukan Tarif Impor hingga 50 Persen untuk Produk Indonesia dan Negara Non-FTA Lainnya

Pemerintah Meksiko secara resmi memberlakukan kenaikan tarif impor yang signifikan mulai Kamis, 1 Januari 2026. Kebijakan ini menyasar barang-barang yang berasal dari negara-negara yang tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Meksiko.

Sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia, China, India, Korea Selatan, dan Thailand, masuk dalam daftar negara yang terdampak kebijakan tarif impor baru ini. Dikutip dari Reuters pada Rabu (31/12/2025), kebijakan tersebut mencakup ribuan produk, dengan sebagian besar tarif naik hingga 35 persen. Untuk komoditas tertentu seperti mobil, tarif bahkan dapat mencapai 50 persen.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Latar Belakang dan Cakupan Kebijakan

Paket tarif impor ini telah disahkan oleh Kongres Meksiko pada Desember 2025 dan mulai efektif berlaku pada awal tahun baru. Kebijakan ini merupakan penyesuaian tarif impor untuk barang dari negara non-FTA, meliputi berbagai sektor industri.

  • Otomotif dan suku cadang
  • Tekstil dan pakaian
  • Plastik
  • Baja
  • Alas kaki
  • Peralatan rumah tangga
  • Kosmetik
  • Kaca
  • Mainan tertentu

Media Meksiko, El Economista, melaporkan bahwa pemerintah telah menerbitkan ketentuan yang berlaku per 1 Januari 2026. Tarif berkisar antara 5 hingga 50 persen dan mencakup 1.463 pos tarif (fracciones arancelarias) dalam kerangka hukum tarif impor-ekspor mereka. Laporan tersebut juga secara spesifik menyebutkan 9 pos terkait mobil dan suku cadang yang terdampak.

Tujuan Kebijakan dan Pandangan Analis

Dari sisi Meksiko, pemerintah menegaskan bahwa tujuan utama kebijakan ini adalah untuk melindungi industri domestik dan lapangan kerja. Kementerian Ekonomi Meksiko secara khusus menyebutkan bahwa modifikasi tarif ini bertujuan melindungi hampir 350.000 lapangan pekerjaan di sektor-sektor sensitif seperti alas kaki, tekstil, pakaian, baja, dan otomotif.

Di tingkat politik domestik, kebijakan ini juga dipresentasikan sebagai instrumen untuk memperkuat posisi industri Meksiko dalam rantai pasok global. Sekretaris Ekonomi Meksiko, Marcelo Ebrard, memperkirakan penerimaan negara dari penerapan tarif ini akan mencapai lebih dari 70 miliar peso. Ebrard juga menilai dampak inflasi dari kebijakan ini “tidak signifikan”, yakni sekitar 0,2 persen.

Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, berupaya menegaskan bahwa kebijakan ini tidak secara khusus diarahkan untuk satu negara tertentu.

Namun, di sisi lain, sejumlah analis dan pelaku usaha menilai kebijakan ini juga terkait erat dengan dinamika geopolitik dan penataan ulang rantai pasok global. Hal ini terutama menjelang agenda evaluasi perjanjian dagang Amerika Serikat–Meksiko–Kanada (USMCA) yang dijadwalkan pada tahun 2026.

Mureks