Ekonomi Singapura mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 4,8% sepanjang tahun 2025. Angka ini melampaui perkiraan pemerintah yang sebelumnya direvisi naik menjadi 4%, dari proyeksi awal 1,5-2,5%.
Pencapaian positif ini didorong oleh kuatnya permintaan semikonduktor, khususnya untuk mendukung bisnis kecerdasan buatan (AI), serta ketahanan ekonomi global di tengah meningkatnya tatanan dan tensi geopolitik.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Tantangan di Tengah Ketidakpastian Global
Meski demikian, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengingatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi setinggi ini tidak akan berkelanjutan tanpa penyesuaian strategi ekonomi yang cepat. Ia menekankan perlunya realisme di kalangan warga Singapura.
“Namun, warga Singapura harus realistis dan menyadari bahwa mempertahankan laju pertumbuhan ini akan menjadi tantangan,” kata Wong, seperti dikutip dari The Straits Times pada Rabu (31/12/2025).
Wong menjelaskan bahwa fragmentasi perdagangan dan ketegangan geopolitik bukan lagi masalah sementara, melainkan karakteristik permanen dari dunia yang semakin terpecah. Ia mencontohkan konflik seperti perang antara Ukraina dan Rusia, serta bentrokan antara Thailand dan Kamboja.
“Pada 2025, negara-negara menata ulang jaringan perdagangan dan rantai pasokan atas nama ketahanan dan keamanan, sementara ketegangan geopolitik semakin memburuk,” terangnya.
Ia melanjutkan, tantangan ini akan membawa dampak langsung bagi Singapura sebagai ekonomi kecil dan terbuka.
“Kita akan menghadapi lebih banyak hambatan terhadap pertumbuhan, dan tekanan inflasi mungkin akan meningkat. Sebagai ekonomi kecil dan terbuka, Singapura tidak dapat sepenuhnya melindungi diri dari tantangan-tantangan ini,” sambung Wong.
Singapura sebagai Pusat Ekonomi Global
Di sisi lain, Wong juga melihat peluang besar bagi Singapura untuk terus maju pesat berkat posisinya sebagai pusat ekonomi global di Asia. Reputasi internasional negara ini menjadi daya tarik utama.
“Reputasi internasional Republik Singapura sangat tinggi, terpercaya, serta dihormati. Di tengah ketidakpastian global, banyak perusahaan, termasuk pemain besar seperti Microsoft dan perusahaan rintisan yang menjanjikan mencari stabilitas dan beralih ke Singapura sebagai basis tepercaya atau landasan peluncuran ke kawasan tersebut,” terang Perdana Menteri.
Untuk menghadapi dinamika ini, Wong berjanji bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan lokal pada tahun 2026 dan tahun-tahun berikutnya. Dukungan ini bertujuan agar perusahaan dapat berekspansi, meningkatkan skala, dan meraih peluang di pasar luar negeri.






