Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan optimismenya terhadap penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di masa mendatang. Menurut Purbaya, pergerakan indeks akan semakin melaju seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi nasional serta sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter.
Purbaya menjelaskan, secara desain kebijakan, IHSG seharusnya sudah berada pada level yang lebih tinggi saat ini. Namun, ia menilai ketidaksinkronan kebijakan pada periode sebelumnya menjadi penyebab kinerja pasar saham belum sepenuhnya mencerminkan fundamental ekonomi yang ada.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Target IHSG 10.000 dan Prediksi Jangka Panjang
“Harusnya kalau kemarin desainnya sesuai dengan desain saya, sekarang sudah. 9.000. Tapi kan sudah itu sedikit, ke depan dengan kebijakan semakin sinkron dan ekonominya semakin bagus, harusnya IHSG akan naik lebih cepat,” ujar Purbaya dalam Media Gathering di Kementerian Keuangan pada Rabu, 31 Desember 2025.
Dengan perbaikan koordinasi kebijakan yang sedang berjalan, Purbaya optimistis laju IHSG akan bergerak lebih cepat. Ia bahkan memprediksi target IHSG menembus level 10.000 pada tahun 2026 sangat mungkin tercapai. Jika melihat prospek ekonomi yang membaik dan kebijakan yang semakin selaras, peluang IHSG melampaui angka tersebut pada akhir 2026 dinilai cukup besar.
Sebelumnya, Purbaya juga pernah memperkirakan IHSG akan mencapai posisi 9.000 pada Desember 2025. Lebih jauh, ia memprediksi IHSG berpotensi menguat hingga kisaran 32.000 dalam sepuluh tahun mendatang.
Faktor Penghambat IHSG Tembus 9.000
Sebagai informasi, IHSG belum mampu menembus level psikologis 9.000 hingga penutupan perdagangan Selasa, 30 Desember 2025. Sejumlah faktor disebut menjadi penyebab tertahannya laju penguatan indeks, antara lain penipisan likuiditas musiman, melemahnya saham-saham berkapitalisasi besar (big caps), serta belum kuatnya dukungan fundamental emiten.






