Kementerian Sosial (Kemensos) menyoroti dua pekerjaan rumah (PR) utama dalam penyelenggaraan Program Sekolah Rakyat. Dua tantangan krusial tersebut adalah percepatan pembangunan sekolah permanen dan kepastian hilirisasi lulusan agar mereka tidak kembali terjerat kemiskinan.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono dalam acara Evaluasi dan Penguatan Tata Kelola Penyelenggaraan Program Sekolah Rakyat yang berlangsung di Hotel Ciputra Cibubur, Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, pada Selasa (23/12/2025).
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Pembangunan Sekolah Permanen dan Hilirisasi Lulusan
Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa kedua aspek ini menjadi fokus utama. “Jadi, dua hal ini yang menjadi PR besar, satu adalah pembangunan sekolah permanen, yang kedua adalah hilirisasi (lulusan Sekolah Rakyat), untuk bisa hilirisasi yang kualitatif harus plus-plus. Kurikulumnya, proses belajar-mengajarnya, dan fasilitas pendukungnya, harus unggulan,” kata Agus Jabo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/12/2025).
Menurut Agus Jabo, evaluasi program tidak hanya mencakup aspek administratif dan teknis, tetapi juga persoalan strategis yang memerlukan persiapan matang sejak dini. Tantangan ini semakin besar mengingat mandat Presiden untuk memperluas Program Sekolah Rakyat hingga menjangkau seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
“Kalau di Indonesia ada 514 kota/kabupaten, artinya ada 514 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia yang siswanya seribu (dengan) kuotanya ada 500 ribu lebih siswa yang nanti akan kita urus. Itu bukan persoalan yang gampang,” ujar Agus Jabo Priyono.
Tindak Lanjut Konkret dari Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi Gugus Tugas, pembangunan sekolah permanen masih menjadi hambatan utama. Hingga saat ini, sebagian besar Sekolah Rakyat masih berstatus rintisan, dan pembangunan sekolah permanen masih dalam proses. Kondisi ini menuntut tindak lanjut yang konkret dan berkelanjutan.
“Jadi nanti ini harus ditindaklanjuti, tindak lanjut tidak bersifat administratif semata, (tapi) harus menghasilkan perbaikan nyata dan sistemik. Sistemnya harus clear,” jelas Agus Jabo.
Selain infrastruktur fisik, Agus Jabo juga menekankan pentingnya hilirisasi lulusan. Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari proses belajar mengajar, melainkan dari kemampuan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau terserap di dunia kerja, sehingga mampu memutus mata rantai kemiskinan.
“Keberhasilan Sekolah Rakyat ini, apabila siswa-siswanya diterima di perguruan tinggi yang hebat, baik di dalam maupun di luar negeri, (dan) bisa bekerja bagi yang mau bekerja, itu indikatornya,” paparnya.
Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, kualitas pendidikan di Sekolah Rakyat harus unggul. Proses pembelajaran harus istimewa, meskipun diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, melalui penguatan akademik, karakter, serta keterampilan vokasi yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Agus Jabo menegaskan bahwa hasil evaluasi akan menjadi dasar bagi pimpinan dalam mengambil keputusan agar Program Sekolah Rakyat berjalan sesuai tujuan dan standar yang ditetapkan. Fokus utamanya adalah memutus transmisi kemiskinan melalui pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Ia juga mengapresiasi kinerja Gugus Tugas Sekolah Rakyat yang telah bekerja intensif. Evaluasi ini diharapkan menjadi kompas untuk penguatan tata kelola Sekolah Rakyat di tahun-tahun mendatang.
Capaian dan Penghargaan
Hingga saat ini, Program Sekolah Rakyat telah berdiri di 166 titik, melayani 15.820 siswa atau sekitar 638 rombongan belajar. Program ini didukung oleh 10.500 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.
“Kesuksesan Sekolah Rakyat adalah lulusan Sekolah Rakyat ini bisa menggraduasi dirinya, bisa menggraduasi keluarganya, sehingga tujuan presiden memutus transmisi kemiskinan lewat jalur pendidikan ini, betul-betul bisa terwujud,” tutup Agus Jabo.
Dalam kesempatan tersebut, Agus Jabo turut menyerahkan penghargaan kepada Kepala Sekolah Rakyat, PPK, dan Koordinator Wilayah terbaik. Penghargaan Kepala Sekolah Terbaik diberikan kepada:
- Zulhafni Marizah (SRMA 30 Padangsidimpuan)
- Candra Lestianta (SRMA 34 Lebak)
- Asis Prasetyo (SRMA 32 Lampung Selatan)
Adapun PPK Terbaik diraih oleh Bambang Giantara, Fitmansyah, dan Jasmanto. Sementara Koordinator Wilayah Terbaik diberikan kepada Fajar Wahyu Hermawan, Dardo Pratistyo, dan Serimika Br. Karo.
Acara ini juga dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Pemberdayaan dan Penanganan Fakir Miskin Ishaq Zubaedi Raqib, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Aksesibilitas Sosial Abdul Muis, Plt. Inspektur Jenderal sekaligus Ketua Gugus Tugas Dody Sukmono, jajaran pejabat tinggi Kemensos, serta para Kepala Sekolah Rakyat yang mengikuti kegiatan secara hybrid.






