Berita

Jelang Natal 2025, Porter Stasiun Senen Raup Penghasilan Lebih dari Rp 150 Ribu per Hari

Advertisement

Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, mulai dipadati penumpang yang hendak menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada Rabu, 24 Desember 2025. Peningkatan jumlah penumpang ini turut membuat para porter pengangkut barang bekerja lebih sibuk dari hari-hari biasa.

Salah satu porter yang merasakan lonjakan aktivitas adalah Solihudin, pria asal Kebumen, Jawa Tengah. Ia mengaku dapat mengangkut barang penumpang lebih dari 10 kali dalam sehari selama periode libur Nataru ini.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Penghasilan Porter dan Tantangan di Musim Libur

“Ya alhamdulillah ya 10 kali ada,” kata Solihudin saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Selasa (23/12/2025).

Dengan peningkatan volume pekerjaan tersebut, Solihudin mengungkapkan bahwa penghasilannya bisa mencapai lebih dari Rp 150 ribu per hari. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan pada hari-hari biasa.

“Ya alhamdulillah kalau sekarang segitu (Rp 150 ribu) ya,” ujarnya.

Meski demikian, Solihudin mencatat bahwa keramaian libur Nataru tahun ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, lonjakan penumpang baru terasa signifikan dalam dua hari terakhir.

“Kalau ramainya malah tahun-tahun dulu lebih ramai. Ini baru dua malam, dua hari inilah ada ramai,” jelasnya.

Advertisement

Ia juga berbagi pengalaman tentang tarif yang kadang tidak sesuai harapan. Solihudin pernah menerima upah Rp 15 ribu dari penumpang, padahal tarif resmi yang dipatok melalui aplikasi e-Porter KAI adalah Rp 38 ribu.

“Yang ngasih Rp 15 ribu juga ada. Tadi pagi saya dikasih Rp 15 ribu. Kadang bawa sedikit mau minta lagi gimana kan nggak enak,” tuturnya.

Sistem Kerja dan Kisah Pribadi Porter

Solihudin menjelaskan, para porter di Stasiun Pasar Senen bekerja dalam sistem shift. Setiap hari Senin, jadwal kerja akan dirotasi, dengan durasi kerja mencapai 12 jam.

“Ya pokoknya tiap hari Senin itu rolling. Jadi jam 7 sampai jam 7. Jam 7 pagi sampai jam 7 malam, kayak gitu. Nah, dua shift sih,” kata Solihudin.

Berbeda dengan sebagian porter lain, Solihudin memilih untuk pulang ke Kebumen sebulan sekali. Keputusan ini diambil karena ia meninggalkan keluarganya di kampung halaman untuk mencari nafkah di Jakarta.

“Kalau saya sebulan sekali pulang. Sebulan sekali di sini, nanti di rumah seminggu atau 10 hari ke sini lagi nengok keluarga di kampung semuanya,” pungkasnya.

Advertisement
Mureks