Rabu, 31 Desember 2025, pasar modal Indonesia menutup tahun 2025 dengan deretan capaian gemilang, setelah sebelumnya sempat diguncang oleh tekanan global dan domestik yang memicu penghentian perdagangan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menegaskan bahwa tahun ini menjadi momen krusial bagi ketahanan sekaligus kebangkitan pasar modal nasional.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
“Tahun 2025 menjadi tahun pembuktian ketahanan dan kesiapan pasar modal Indonesia, di mana di tengah tekanan domestik dan global yang tinggi, pasar modal mampu menjaga stabilitas, bangkit kembali dan menoreh capaian kinerja yang solid,” ujar Iman saat penutupan perdagangan bursa efek di gedung BEI, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Ujian Berat di Paruh Pertama
Sepanjang paruh pertama 2025, pasar dihadapkan pada dinamika global yang sangat berat. Eskalasi perang dagang, volatilitas nilai tukar, serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik global menjadi faktor utama tekanan tersebut.
Tekanan ini tercermin pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami koreksi cukup dalam. Pada pertengahan Maret hingga awal April 2025, IHSG bahkan sempat menyentuh level terendah di 5.996.
“IHSG mengalami koreksi yang cukup dalam, dengan titik terendah di pertengahan Maret hingga awal April 2025 mencapai level 5.996, sehingga diberlakukan dua kali trading halt,” papar Iman Rachman.
Fase tekanan tersebut, menurut Iman, justru menjadi momen krusial yang menguji kesiapan dan ketahanan pasar modal. Dalam periode itu, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan seluruh Self-Regulatory Organization (SRO) mengambil langkah-langkah strategis dan terkoordinasi.
Otoritas dan pengelola bursa aktif berdialog dengan pelaku pasar, menyesuaikan kebijakan buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), menyempurnakan mekanisme auto rejection bawah, serta memperkuat pengawasan untuk menjaga kepercayaan dan stabilitas pasar.
Kebangkitan dan Rekor di Paruh Kedua
Memasuki paruh kedua 2025, arah pasar berbalik signifikan. IHSG tidak hanya pulih, tetapi juga memasuki fase penguatan berkelanjutan hingga mampu mencetak rekor demi rekor.
Sepanjang tahun, IHSG tercatat mencapai 24 kali level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH). Seiring dengan itu, total kapitalisasi pasar juga mencatatkan rekor tertinggi dengan nilai menembus lebih dari Rp 16.000 triliun.






