Keuangan

IEA Proyeksikan Permintaan Batu Bara Global Capai Puncak Tertinggi pada 2025 Sebelum Melandai

Advertisement

International Energy Agency (IEA) merilis laporan terbaru yang memproyeksikan permintaan batu bara global akan mencapai puncaknya pada tahun 2025. Prediksi ini muncul di tengah kenaikan harga batu bara di pasar global pada perdagangan Rabu (17/12/2025).

Menurut data perdagangan, harga batu bara acuan Newcastle untuk kontrak Desember 2025 tercatat stabil di level US$ 108,6 per ton. Sementara itu, kontrak Januari 2026 naik tipis US$ 0,1 menjadi US$ 106,1 per ton, dan Februari 2026 menguat US$ 0,1 ke level US$ 106,7 per ton.

Di pasar Eropa, harga batu bara Rotterdam menunjukkan lonjakan signifikan. Kontrak Desember 2025 melonjak US$ 1,1 menjadi US$ 96,75 per ton. Adapun kontrak Januari 2026 melejit US$ 1,55 menjadi US$ 95,35 per ton, sedangkan Februari 2026 melesat US$ 1,7 menjadi US$ 94,8 per ton.

Laporan IEA: Puncak Konsumsi Global 2025

Laporan tahunan IEA bertajuk “Coal 2025”, yang dirilis pada Rabu, mengulas dinamika pasar terkini serta proyeksi permintaan, pasokan, dan perdagangan batu bara global hingga 2030. Laporan ini juga mencakup tren investasi, biaya, dan harga komoditas.

Advertisement

IEA memproyeksikan permintaan batu bara global masih akan naik tipis 0,5% pada tahun 2025, mencapai rekor 8,85 miliar ton. Namun, lembaga tersebut juga mencatat bahwa tren konsumsi di sejumlah pasar utama menunjukkan pola yang beragam.

  • Di India, musim hujan monsun yang datang lebih awal dan intens menyebabkan konsumsi batu bara tahunan turun, yang merupakan kali ketiga dalam lima dekade terakhir.
  • Sebaliknya, di Amerika Serikat, kenaikan harga gas alam dan kebijakan yang memperlambat pensiunnya pembangkit batu bara mendorong konsumsi naik, setelah sebelumnya terus menurun selama 15 tahun.
  • Permintaan batu bara di Uni Eropa hanya menyusut tipis setelah dua tahun mengalami penurunan dua digit.
  • Sementara itu, di China, konsumsi batu bara relatif stagnan dan nyaris tidak berubah dibandingkan tahun 2024.

Meskipun masih mencetak rekor pada 2025, IEA memperkirakan permintaan batu bara global akan mulai menurun menjelang 2030 dan kembali ke level 2023. Penurunan ini terutama dipicu oleh pergeseran di sektor pembangkit listrik, yang saat ini menyerap sekitar dua pertiga konsumsi batu bara dunia.

Dikutip dari TradingView, permintaan batu bara global diperkirakan mulai menghadapi tekanan dalam dekade ini seiring meningkatnya persaingan dari sumber energi lain seperti energi terbarukan, gas alam, dan nuklir. Perkembangan sektor kelistrikan China juga masih akan menjadi faktor penentu utama prospek batu bara dunia.

Advertisement