Keuangan

Harga Bitcoin Anjlok Tembus US$ 85.000, Pasar Kripto Terguncang Likuidasi Rp 9,1 Triliun

Advertisement

Pada Jumat, 19 Desember 2025, pasar kripto kembali menghadapi tekanan signifikan setelah harga Bitcoin (BTC) menembus level krusial US$ 85.000. Pelemahan ini memicu gelombang likuidasi besar di pasar derivatif, menyeret mayoritas altcoin ke zona merah.

Berdasarkan data dari CoinMarketCap per pukul 07.10 WIB, kapitalisasi pasar kripto global tercatat turun 0,82% menjadi US$ 2,88 triliun. Bitcoin sendiri melemah 0,77%, diperdagangkan pada level US$ 85.411 per koin, yang setara dengan sekitar Rp 1,42 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.697 per dolar AS.

Tekanan jual juga melanda aset kripto utama lainnya. Ethereum (ETH) turun tipis 0,06% ke US$ 2.825, sementara Binance Coin (BNB) terkoreksi 1,5% menjadi US$ 829. Solana (SOL) anjlok 2,85% ke US$ 119, Dogecoin (DOGE) ambruk 2,95% ke US$ 0,12, dan XRP melemah 2,6% ke US$ 1,81.

Advertisement

Volatilitas tinggi di pasar kripto ini memicu likuidasi senilai US$ 550 juta atau sekitar Rp 9,1 triliun dalam 24 jam terakhir. Dikutip dari CoinDesk, data CoinGlass menunjukkan bahwa likuidasi tersebut menghapus posisi dengan leverage tinggi, baik posisi beli (long) maupun jual (short), yang menunjukkan sentimen pasar yang sangat bergejolak.

Level US$ 85.000 telah menjadi area support penting bagi Bitcoin selama beberapa pekan terakhir, di mana minat beli kerap muncul. Namun, analis dari perusahaan riset kripto AmberData menilai bahwa level ini bersifat krusial. Jika Bitcoin kehilangan area support ini secara meyakinkan, pasar berpotensi menghadapi koreksi lanjutan menuju kisaran US$ 80.000.

Advertisement