Keuangan

Harga Batu Bara Global Tertekan Proyeksi IEA: Permintaan Dunia Diprediksi Melemah Menjelang 2030

Advertisement

Harga batu bara global menunjukkan pelemahan signifikan pada perdagangan Kamis, 18 Desember 2025, tertekan oleh proyeksi terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA) yang mengindikasikan penurunan permintaan global di masa mendatang. Pelemahan ini terjadi di tengah upaya global untuk transisi energi menuju sumber yang lebih bersih.

Pergerakan Harga di Pasar Global

Kontrak batu bara acuan Newcastle untuk pengiriman Desember 2025 tercatat melemah US$ 0,3, ditutup pada level US$ 108,3 per ton. Sementara itu, kontrak Januari 2026 juga turun tipis US$ 0,05 menjadi US$ 106,05 per ton, dan kontrak Februari 2026 stabil di US$ 106,7 per ton.

Di sisi lain, pasar Eropa menunjukkan dinamika berbeda. Harga batu bara Rotterdam untuk kontrak Desember 2025 melonjak US$ 1,1 menjadi US$ 96,75 per ton. Kontrak Januari 2026 juga melejit US$ 1,55 menjadi US$ 95,35 per ton, dan Februari 2026 melesat US$ 1,7 menjadi US$ 94,8 per ton.

Proyeksi IEA dan Faktor Pemicu Pelemahan

Menurut laporan tahunan batu bara 2025 yang dirilis IEA, permintaan batu bara global diperkirakan masih akan naik sekitar 0,5% pada tahun 2025, mencapai rekor 8,85 miliar ton. Namun, setelah itu, konsumsi diproyeksikan akan mendatar dan mulai menurun secara bertahap menuju tahun 2030. Proyeksi ini menempatkan harga batu bara global di dekat level terendah dalam beberapa pekan terakhir.

Advertisement

IEA mengidentifikasi beberapa faktor utama yang akan memicu perlambatan permintaan batu bara:

  • Ekspansi agresif kapasitas energi terbarukan di berbagai negara.
  • Pertumbuhan pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai alternatif energi.
  • Peningkatan pemanfaatan gas alam cair (LNG) dalam bauran energi global.

Peran China dalam Dinamika Pasar Batu Bara

China, sebagai konsumen, produsen, dan importir batu bara terbesar di dunia, memiliki peran krusial dalam menentukan arah pasar. Negara tersebut telah menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai puncak konsumsi batu bara sebelum tahun 2030. Komitmen ini menjadi salah satu penentu utama prospek pasar batu bara global dalam jangka menengah hingga panjang.

IEA memproyeksikan bahwa permintaan batu bara dari China akan mengalami penurunan secara bertahap dalam lima tahun ke depan. Tren ini semakin memperkuat prospek pelemahan jangka panjang pasar batu bara, seiring dengan percepatan transisi energi dan pergeseran bauran pembangkit listrik di seluruh dunia.

Advertisement