Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi ambisius sebesar 8 persen, Indonesia memerlukan penciptaan ruang produksi baru. Langkah ini dinilai krusial untuk mendongkrak produktivitas nasional sekaligus mewujudkan kemandirian ekonomi.
“Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dan pertumbuhan berkelanjutan hingga 8 persen kita perlu menciptakan ruang yang baru sebagai pendorong produktivitas nasional,” ujar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam sebuah rilis video yang ditayangkan pada BIG Conference 2025 di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Gibran menekankan pentingnya menjaga optimisme di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ia menilai ekonomi Indonesia telah menunjukkan ketahanan dalam beradaptasi, memulihkan diri, dan menjaga stabilitas meski dihadapkan pada berbagai tantangan internasional.
Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto, lanjut Gibran, menjadikan kemandirian ekonomi sebagai pilar utama pembangunan. Strategi yang dijalankan meliputi penguatan industri domestik, peningkatan ketahanan pangan dan energi, hilirisasi sumber daya alam dan digital, serta pemberdayaan UMKM dan sektor ekonomi kreatif.
Lebih lanjut, Gibran menegaskan bahwa pemerintah tidak bekerja sendiri. Ia menyoroti peran vital pengusaha, akademisi, media, dan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem bisnis yang sehat.
“Untuk bersama-sama menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif dan mensejahterakan masyarakat,” tegas Gibran.
Target pertumbuhan ekonomi 8 persen dipatok pemerintah akan tercapai pada tahun 2029. Angka ini jauh di atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 5,04 persen pada kuartal III 2025.
Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan akan berada di kisaran 5,1 hingga 5,2 persen. “Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional 2025 berada di kisaran 5,0-5,1 persen dan meningkat pada 2026 di kisaran 5,1-5,2 persen,” ujar Josua.






