PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) dan PT Green Power Group Tbk (LABA) tengah melakukan penyesuaian internal setelah salah satu petingginya, An Shaohong, dideportasi ke China. An Shaohong yang menjabat sebagai Direktur Utama LABA, Komisaris Utama KRYA, dan Komisaris Utama PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV), dipulangkan paksa oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non-TPI Jakarta Selatan pada Jumat (5/12/2025).
Deportasi ini dilakukan menyusul pelanggaran izin tinggal yang dilakukan An Shaohong, serta statusnya sebagai buronan di negara asalnya, Republik Rakyat China. Kejadian ini mendorong kedua perusahaan terbuka ini untuk segera mencari pengganti posisi strategis yang ditinggalkan.
Proses Suksesi di KRYA Dimulai
Manajemen KRYA menegaskan bahwa proses pergantian Komisaris Utama tengah dalam persiapan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perusahaan berupaya memastikan kelancaran operasional dan fungsi pengawasan tetap terjaga pasca-deportasi.
“Kami memastikan kondisi operasional perseroan tetap stabil dan tidak terpengaruh. Proses pergantian Komisaris Utama sedang kami lakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku untuk menjamin keberlanjutan fungsi pengawasan,” ujar Direktur Utama KRYA, William Teng, Minggu (7/12/2025).
Pihak KRYA juga menyatakan tidak memiliki informasi mengenai perkara yang dihadapi An Shaohong, baik di Indonesia maupun di China. Seluruh kegiatan operasional perusahaan, termasuk konstruksi dan fabrikasi baja, dilaporkan berjalan normal tanpa hambatan.
LABA Segera Gelar RUPSLB
Sementara itu, PT Green Power Group Tbk (LABA) juga telah memulai langkah suksesi untuk posisi Direktur Utama. Perusahaan telah mengajukan pemberitahuan rencana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) melalui sistem IDXNet pada 5 Desember 2025.
Penyesuaian struktur direksi ini diharapkan dapat terlaksana paling cepat pada Januari 2026. Manajemen LABA memastikan bahwa operasional perusahaan, baik induk maupun anak usaha, berjalan sebagaimana mestinya.
LABA juga menekankan bahwa dugaan pelanggaran keimigrasian atau administrasi yang menjerat An Shaohong bersifat personal. “Perseroan tidak ikut terlibat dengan kasus yang sedang dihadapi oleh Bapak An Shaohong, baik di dalam negeri maupun di negara asalnya,” demikian pernyataan resmi manajemen yang dipublikasikan melalui keterbukaan informasi BEI.
Hingga surat resmi dikirimkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Minggu (7/12/2025), manajemen LABA menyatakan belum berhasil melakukan kontak dengan An Shaohong. Perusahaan berkomitmen untuk menjaga keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.






