Keuangan

BBCA Ditekan Asing di Tengah Rotasi Dana, Pasar Tunggu Sentimen Akhir Tahun

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menjadi sorotan pada perdagangan Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Selasa (30/12/2025). Di tengah arus dana asing yang masih mencatatkan beli bersih (net buy) secara keseluruhan, BBCA justru masuk dalam daftar saham berkapitalisasi besar yang dilepas investor global. Kondisi ini menegaskan bahwa pasar sedang berada dalam fase rotasi, bukan semata-mata aksi jual tanpa arah.

Berdasarkan data Mandiri Sekuritas, investor asing membukukan net sell pada saham BBCA sebesar Rp 227,73 miliar. BBCA berada dalam satu barisan dengan saham perbankan besar lainnya seperti BBRI dan BMRI yang sama-sama mengalami tekanan jual. Padahal, secara agregat, investor asing masih mencatatkan net buy senilai Rp 1,96 triliun di pasar saham domestik.

BBCA Jadi Sumber Likuiditas di Tengah Rotasi Sektor

Aksi jual asing pada BBCA mengindikasikan adanya strategi pengalihan dana. Saham perbankan besar yang sebelumnya menjadi jangkar portofolio investor asing kini dimanfaatkan sebagai sumber likuiditas untuk masuk ke sektor lain yang dinilai lebih menjanjikan dalam jangka pendek.

Fenomena ini terlihat jelas dari derasnya aliran dana asing ke saham-saham sektor energi dan tambang. Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menjadi tujuan utama dengan nilai net buy mencapai Rp 576,72 miliar. Selain itu, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga diborong asing dengan nilai beli bersih Rp 301,67 miliar, disusul ADMR, MDKA, dan ADRO.

Dalam konteks ini, tekanan jual pada BBCA lebih mencerminkan rotasi sektor dan aksi ambil untung jelang tutup tahun, bukan sinyal pelemahan fundamental.

Klik di sini untuk update berita tentang BBCA dan saham lainnya!

Likuiditas Tinggi, BBCA Tetap Stabil

Bbca 2025 12 30

Aktivitas perdagangan pasar saham pada hari tersebut tergolong sangat ramai. Mengacu pada IDX Daily Statistics, nilai transaksi mencapai Rp 22,51 triliun dengan volume perdagangan sekitar 39,1 miliar saham dan frekuensi transaksi menembus 2,72 juta kali.

Meski BBCA tidak masuk dalam daftar saham dengan volume transaksi terbesar, pergerakannya tetap krusial mengingat bobot besar BBCA terhadap indeks. Di tengah likuiditas tinggi dan euforia sektor energi, BBCA cenderung bergerak lebih defensif, menjaga stabilitas pasar.

IHSG Menguat, BBCA Jadi Penyeimbang

BBCA
IHSG Chart Live Hari Ini 30/12/2025

Menariknya, pelepasan BBCA oleh investor asing tidak menghalangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup menguat 1,25% ke level 8.644,26. Penguatan indeks terutama ditopang oleh sektor energi dan bahan baku yang masing-masing mencatatkan kenaikan di atas 3%.

Kondisi ini mempertegas peran BBCA sebagai saham defensif. Saat sektor tertentu melesat, BBCA cenderung bergerak lebih tenang dan menjadi penyeimbang volatilitas pasar. Karakter ini pula yang membuat BBCA kerap kembali diburu ketika pasar memasuki fase konsolidasi.

Baca juga: BBCA di Tengah Prediksi IHSG Melemah, Relevansi Saham Perbankan di Bursa 29 Desember 2025

Sentimen Global Jadi Katalis Berikutnya untuk BBCA

Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG masih berpeluang menguat pada perdagangan terakhir tahun ini. Secara teknikal, indikator Stochastic RSI IHSG membentuk golden cross di area oversold, sementara MACD menunjukkan penyempitan negative slope.

“Dengan demikian, IHSG berpotensi berlanjut menguji level resistance di 8.670–8.725, selama IHSG bertahan di atas level 8.630,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya.

Dari sisi eksternal, pelaku pasar juga mencermati rilis data ekonomi global. Selain data perumahan Amerika Serikat dan risalah FOMC, sentimen dari Asia turut menjadi perhatian.

“Menjelang penutupan tahun, investor menantikan data Manufacturing PMI China bulan Desember 2025 yang diperkirakan sedikit membaik dari bulan sebelumnya,” tambah Phintraco Sekuritas.

Sentimen tersebut berpotensi memengaruhi arah pasar secara keseluruhan, termasuk pergerakan BBCA dalam jangka pendek.

Tekanan jual asing pada BBCA di tengah net buy pasar menunjukkan bahwa saham ini sedang berada dalam pusaran rotasi dana, bukan kehilangan daya tarik. Dengan karakter defensif dan likuiditas tinggi, BBCA justru kerap menjadi pilihan saat euforia sektor tertentu mulai mereda. Menurut kamu, apakah pelemahan BBCA saat ini lebih tepat dibaca sebagai sinyal hati-hati, atau justru peluang untuk masuk sebelum sentimen pasar kembali berbalik ke sektor perbankan?

Klik mureks untuk tahu artikel menarik lainnya!

Mureks