Nasional

Suharyanto: “Daerah Sudah Punya Peta Risiko Bencana, Segera Antisipasi Longsor”

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mendesak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di seluruh Indonesia untuk segera menyiapkan jalur evakuasi. Imbauan ini disampaikan guna menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, khususnya tanah longsor, menjelang perayaan Tahun Baru 2026. Selain itu, patroli di area rawan bencana juga diminta untuk digalakkan.

Pernyataan tersebut disampaikan Suharyanto dalam konferensi pers virtual pada Senin, 29 Desember 2025. Dalam kesempatan itu, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno serta Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Akhmad Wiyagus. Suharyanto menekankan pentingnya langkah pencegahan. “Ini jalur-jalur evakuasi, transportasi, kemudian langkah preventif ini dilakukan ya. Kemudian ini mohon para Kalaksa dibantu unsur Forkopimda, mumpung ini belum terjadi, segera patroli, segera bergerak ke titik-titik yang rawan bencana,” ujarnya.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Ia menambahkan keyakinannya bahwa setiap daerah telah memiliki data risiko bencana. “Saya yakin masing-masing Kabupaten/Kota sudah punya peta risiko rawan bencana di daerahnya masing-masing,” lanjut Suharyanto.

Suharyanto menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin ada lagi korban jiwa akibat longsor yang terjadi secara tiba-tiba. Ia merujuk pada insiden serupa yang sebelumnya menimpa beberapa wilayah di Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), dan Aceh.

“Jangan sampai lagi masyarakat mendadak menjadi korban akibat banjir, longsor tiba-tiba. Ini mohon yang di sepanjang daerah aliran sungai, ini diperkuat komunikasinya. Kemudian diingatkan lagi evakuasi keluarganya,” tegas Suharyanto.

Ia juga mengingatkan tentang karakteristik longsor yang terjadi mendadak. “Ini longsor biasanya terjadi tiba-tiba. Hitungannya detik. Dan ketika longsor, itu golden time-nya sangat pendek,” jelasnya. Oleh karena itu, ia menginstruksikan agar patroli segera dilakukan di daerah rawan jika hujan deras telah berlangsung lebih dari dua jam, mengingat sulitnya masyarakat menyelamatkan diri saat longsor datang tiba-tiba.

Suharyanto menekankan betapa kecilnya peluang selamat bagi korban longsor. “Jarang sekali masyarakat yang sudah terkena longsoran itu bisa menyelamatkan diri,” katanya. Ia memberikan contoh, jika hujan deras turun lebih dari tiga jam dengan intensitas lebat hingga jarak pandang objek di depan mata tidak terlihat dalam 100 meter, maka “itu warga yang berada di lereng-lereng itu harus segera diungsikan,” pungkasnya.

Mureks