Hari Natal, yang diperingati setiap 25 Desember, selalu menyisakan kesan mendalam bagi setiap individu yang merayakannya. Momen ini kerap diisi dengan berbagai aktivitas yang mempererat tali silaturahmi dan menciptakan kenangan tak terlupakan. Seperti yang dirasakan oleh para anggota komunitas teman kumparan pada perayaan Natal tahun 2025 ini, di mana setiap cerita memiliki nuansa yang berbeda.
Tradisi Natal, sebagaimana dikutip dari laman BBC, identik dengan kegiatan menghias pohon, bertukar kado, dan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Suasana inilah yang turut mewarnai perayaan Natal bagi para member teman kumparan, dengan beragam pengalaman yang meninggalkan jejak emosional tersendiri.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Momen Natal Paling Berkesan versi teman kumparan
Bagi Maria Claudia (29), seorang anggota teman kumparan, perayaan Natal tahun ini terasa sangat spesial karena formasi keluarganya dapat berkumpul lengkap. Momen kebersamaan ini menjadi sangat berkesan, mengingat tahun-tahun sebelumnya seringkali ada anggota keluarga yang berhalangan hadir karena kesibukan atau kesulitan pulang kampung.
“Karena tahun-tahun sebelumnya biasanya ada yang nggak bisa pulang atau sibuk sendiri. Tahun ini rasanya lebih hangat dan tenang, nggak terburu-buru,” ungkap Maria.
Maria dan keluarganya biasanya berkumpul setelah ibadah di gereja, dilanjutkan dengan makan bersama, berbincang santai, bahkan bernostalgia cerita-cerita Natal dari tahun-tahun sebelumnya.
Namun, tidak semua anggota teman kumparan dapat menikmati momen Natal dengan berkumpul bersama keluarga. Rika Anastasya (31), misalnya, harus tetap masuk kerja di hari Natal. Jika biasanya ia menghabiskan waktu dengan keluarga, tahun ini Rika justru lebih banyak berinteraksi dengan rekan kerja di kantor.
“Biasanya libur dan kumpul keluarga, tahun ini malah ketemu banyak orang baru di tempat kerja,” ujar Rika.
Meski tidak dapat berkumpul dengan keluarga, anggota teman kumparan asal Denpasar ini tetap melewatkan momen Natal dengan seru bersama rekan-rekan kerjanya. Acara tukar kado dan makan bersama menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan mereka di kantor.
Di sisi lain, cerita yang lebih mengharukan datang dari Stefani Gracia (37). Ia harus menghadapi duka mendalam karena kehilangan ayahnya hanya tiga minggu menjelang perayaan Natal. Meskipun dalam suasana berduka, Stefani tetap menunjukkan semangat dan profesionalisme dalam pekerjaannya.
“Kehilangan ayah hanya tiga Minggu sebelum Natal, dan harus tetap semangat melanjutkan hidup. Tetap tegar dan profesional dalam pekerjaan, apalagi mengisi Christmas Carol undangan dari Pemprov DKI sampai dua kali dalam kondisi masih berduka,” tuturnya.
Kepergian sang ayah membuat Natal tahun ini terasa sangat berbeda bagi Stefani. Suasana yang biasanya dipenuhi tawa dan sukacita kini berubah menjadi penuh haru. “Beda dari tahun-tahun sebelumnya waktu orang tua masih lengkap, serasa ada yang hilang. Karena baru pertama kali ortu meninggal dan pertama kali natalan dalam suasana duka, rasanya mau makan seenak apapun dan hadiah sebanyak apapun tetap ada yang kurang,” pungkas Stefani.






