Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Syarif Yunus menegaskan pentingnya kemandirian finansial di masa pensiun. Ia secara lugas mengingatkan masyarakat untuk tidak menitipkan hari tua pada anak-anak maupun keberuntungan semata.
Hindari Ketergantungan pada Anak atau Keberuntungan
“Jangan titipkan masa pensiun atau hari tua pada anak-anak, bahkan pada keberuntungan,” ujar Syarif Yunus, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Sinarmas AM, pada Selasa (30/12/2025).
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Menurut Syarif, kalimat tersebut, meski terkesan sederhana, memiliki makna mendalam sebagai pengingat bagi para pekerja akan urgensi mempersiapkan kemandirian finansial di hari tua. Ia menyoroti realitas bahwa tidak semua anak memiliki kondisi ekonomi yang mampu menopang biaya hidup orang tuanya di masa pensiun. Selain itu, keberuntungan juga merupakan faktor yang tidak bisa direncanakan atau diandalkan oleh setiap individu.
Fakta di Indonesia saat ini, lanjut Syarif, menunjukkan bahwa satu dari dua pensiunan masih mengandalkan transferan bulanan dari anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini menjadi cerminan bahwa ketergantungan pada anak bukanlah jaminan pasti bagi masa pensiun yang tenang.
Masa Pensiun Pasti Tiba, Persiapan Sejak Dini Kunci Utama
Syarif Yunus menekankan bahwa masa pensiun adalah fase yang cepat atau lambat pasti akan tiba bagi setiap pekerja. Oleh karena itu, persiapan yang matang sejak dini menjadi krusial. “Masa pensiun seharusnya bukan spekulasi. Tapi komitmen tentang cara mempersiapkan kelanjutan hidup di hari tua, saat tidak bekerja lagi,” jelasnya.
Ia menambahkan, banyak orang sering beranggapan bahwa anak-anaknya kelak akan membantu atau rezeki di hari tua sudah ada jalannya. Namun, Syarif mengajak untuk melihat realitas di sekitar, bagaimana kondisi banyak pensiunan yang tidak mempersiapkan diri.
Peran Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Dalam konteks persiapan ini, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) mengambil peran penting. Syarif Yunus melihat DPLK bukan sekadar produk, melainkan sebagai “janji” di hari tua untuk orang-orang tercinta. Dengan adanya dana pensiun, terdapat kepastian dana untuk hari tua, kesinambungan penghasilan, serta kemandirian finansial yang tidak bergantung pada kondisi orang lain.
Mempersiapkan masa pensiun, pada akhirnya, adalah pilihan. “Ini soal memilih, ingin bergantung pada anak di hari tua atau berharap pada keberuntungan di masa pensiun. Atau memang mau menyiapkan kepastian dana untuk masa pensiun, saat kita tidak bekerja lagi,” pungkas Syarif Yunus.






