Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) memastikan akan melakukan perbaikan ruas jalan Suoh–SP Blok 9 di Kabupaten Lampung Barat. Perbaikan sepanjang 4 kilometer tersebut direncanakan pada tahun 2026 dengan alokasi anggaran sebesar Rp40 miliar.
Kepala BMBK Provinsi Lampung, M. Taufiqullah, menjelaskan bahwa perbaikan ini akan menggunakan dana pinjaman dan dilakukan dengan metode rigid beton. Ruas jalan ini dianggap krusial karena menjadi akses utama bagi wilayah Suoh, yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi unggulan di Lampung.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Dukungan Infrastruktur untuk Sentra Padi Unggulan
“Suoh ini penduduknya banyak dan komoditas padinya sangat bagus. Bahkan diklaim sebagai beras terbaik se-Provinsi Lampung. Ini yang ingin kita dukung dari sisi infrastruktur,” ujar Taufiqullah, Selasa (30/12/2025).
Taufiqullah memaparkan, akses menuju Suoh terbagi menjadi tiga ruas utama: Pekon Balak–Suoh, Suoh–SP Blok 9, dan SP Blok 9–Sanggi. Dua ruas terakhir memiliki fungsi vital sebagai penghubung antara Lampung Barat dengan Kabupaten Tanggamus.
“Panjang Suoh–SP Blok 9 sekitar 20 kilometer, sementara SP Blok 9–Sanggi sekitar 30 kilometer. Totalnya hampir 50 kilometer,” tambahnya.
Tantangan Kawasan Hutan dan Prioritas Penanganan
Meskipun demikian, sebagian besar aktivitas lalu lintas warga Suoh saat ini masih bergantung pada jalur Lampung Barat. Hal ini disebabkan ruas menuju Tanggamus, khususnya SP Blok 9–Sanggi, melintasi kawasan hutan lindung.
“Kalau masuk kawasan hutan, prosesnya tidak bisa langsung. Harus izin pinjam pakai dan itu masih berjalan,” jelas Taufiqullah mengenai hambatan perizinan dari Kementerian Kehutanan.
Menurut Taufiqullah, kerusakan paling parah teridentifikasi pada sekitar 9 kilometer ruas Suoh–SP Blok 9 yang berada di luar kawasan hutan. Kondisi ini memungkinkan penanganan segera tanpa terhambat masalah perizinan kawasan.
Pada segmen tersebut, BMBK berencana mengganti lapisan hotmix yang rusak dengan rigid beton. Keputusan ini diambil mengingat kondisi jalan yang kerap tergenang air saat musim hujan.
“Tahun 2026 kita fokuskan sekitar 4 kilometer rigid beton di Suoh–SP Blok 9. Ini mendukung ketahanan pangan dan mobilitas warga,” tegasnya.
Keterbatasan Anggaran dan Solusi Sementara
Sementara itu, ruas Pekon Balak–Suoh dilaporkan hampir seluruhnya telah rampung diperbaiki dengan rigid beton, meskipun masih terdapat beberapa titik yang memerlukan perbaikan lanjutan.
Adapun ruas SP Blok 9–Sanggi, yang sempat menjadi perbincangan di media sosial karena kondisinya, belum dapat ditangani pada tahun ini. Keterbatasan anggaran dan status kawasan hutan menjadi kendala utama.
“Kebutuhan anggaran infrastruktur kita sekitar Rp4 triliun. Dengan dana terbatas, sesuai arahan Gubernur, kita prioritaskan daerah yang padat penduduk terlebih dahulu,” ungkap Taufiqullah.
Sebagai solusi sementara, penanganan jalan dilakukan melalui kerja sama dengan pihak swasta, yaitu PT Tanggamus Electric Power (TEP) dan PT Natarang Mining, serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Wilayah V. Penanganan ini meliputi pengerukan dan perataan tanah untuk memastikan jalan tetap dapat dilalui.
“Kalau hujan dan kondisi sudah parah, kita lakukan penanganan sementara temen-teman dari PT sudah ada alatnya pengerukan untuk bisa lewat lagi,” pungkas Taufiqullah.






