Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung, M. Taufiqullah, membenarkan bahwa akses jalan penghubung antara Tanggamus dan Suoh di Lampung Barat yang baru-baru ini viral di media sosial merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Lampung. Ia juga menjelaskan alasan di balik kondisi jalan yang rusak parah dan belum menjadi prioritas perbaikan permanen.
Kondisi jalan tersebut menjadi sorotan publik setelah sebuah video beredar luas, memperlihatkan ruas jalan yang dipenuhi lumpur dan tanah merah licin, terutama saat diguyur hujan deras.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Jalan Provinsi di Kawasan Hutan
“Benar jalan kita, jalan provinsi Suoh–Tanggamus. Memang merah semua dari ujung ke ujung. Merah itu rusak,” ujar Taufiqullah saat diwawancarai pada Minggu (28/12).
Ia merinci, panjang ruas Sanggi-Blok 9 mencapai 20,87 kilometer, sementara ruas Suoh-Sanggi sekitar 30 kilometer. Jika ditotal, panjang keseluruhan jalan tersebut hampir mencapai 50 kilometer.
Taufiqullah menjelaskan bahwa sebagian besar ruas jalan itu berada di kawasan hutan, termasuk wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Kondisi ini menjadi kendala utama dalam proses pembangunan dan perbaikan.
“Sebagian besar masih kawasan hutan. Izin pinjam pakainya masih kita proses,” jelasnya.
Prioritas Pembangunan dan Pengguna Jalan
Taufiqullah menegaskan bahwa belum tersambungnya jalan tersebut bukan karena pemerintah tidak ingin membangun, melainkan karena adanya prioritas pembangunan di wilayah dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi.
“Pak Gubernur juga sudah menyampaikan, kita memprioritaskan daerah yang padat penduduknya,” kata dia.
Ia menyebutkan bahwa pengguna jalan Suoh–Tanggamus saat ini mayoritas adalah karyawan PT Tanggamus Electric Power (TEP) dan PT Natarang Mining, bukan masyarakat umum.
“Kalau masyarakat tidak begitu banyak. Satu dua saja yang lewat. Karena memang kawasan hutan, masyarakat juga tidak bisa berkebun di sana,” ungkap Taufiqullah.
Selama ini, lanjut Taufiqullah, akses keluar-masuk Suoh lebih banyak melalui Lampung Barat menuju Liwa, dibandingkan ke arah Tanggamus. Jalur tersebut dinilai lebih layak dan sebagian besar sudah dalam kondisi baik.
“Kalau keluar Suoh, masyarakat lebih banyak lewat Lampung Barat ke Liwa. Jalannya sudah rigid, tinggal beberapa segmen saja,” ujarnya.
Pemeliharaan Sementara dan Kendala Anggaran
Terkait kondisi jalan yang viral, Pemprov Lampung saat ini masih mengandalkan koordinasi dengan pihak perusahaan untuk pemeliharaan sementara.
“Kita koordinasi dengan PT TEP dan PT Natarang Mining. Nanti mereka bawa alat grader supaya bisa dilewati sementara,” kata Taufiqullah.
Namun demikian, ia mengakui belum ada rencana perbaikan permanen untuk ruas Suoh–Tanggamus dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan masih banyaknya ruas jalan lain yang juga belum tersentuh perbaikan.
“Kita masih fokus ke ruas lain, seperti Kiluan–Umbar, Umbar–Putih Doh di Tanggamus, Kasui–Airingkih di Way Kanan, sampai Tajap–Adijaya di Tulang Bawang. Itu juga banyak yang belum pernah diperbaiki,” tutupnya.






