Nasional

Mengupas Tuntas Puasa Rajab: Keutamaan, Tata Cara, dan Pandangan Ulama tentang Hadis Spesifik

Advertisement

Bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam, seringkali menjadi momentum bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah. Di antara amalan yang dianjurkan adalah puasa sunnah, yang diyakini memiliki keutamaan dan pahala besar.

Namun, terdapat diskusi di kalangan ulama mengenai pahala spesifik puasa Rajab, khususnya pada hari pertama hingga kesepuluh, yang kerap dikaitkan dengan berbagai keutamaan dalam literatur keislaman.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Keutamaan Puasa di Bulan Rajab

Bulan Rajab termasuk dalam asyhurul hurum, yaitu empat bulan yang dimuliakan dalam Islam bersama dengan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharam. Pada bulan-bulan ini, setiap amal kebaikan dinilai memiliki nilai pahala yang lebih besar jika diniatkan ikhlas karena Allah Swt.

Puasa Rajab sendiri merupakan puasa sunnah, artinya tidak wajib dilakukan tetapi sangat dianjurkan sebagai amalan tambahan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Puasa ini bisa dilakukan satu hari hingga beberapa hari, sesuai kemampuan dan niat seorang Muslim.

Tata Cara Puasa Rajab yang Dianjurkan

Tata cara puasa Rajab secara umum mengikuti kaidah puasa sunnah seperti pada bulan lainnya. Sebelum fajar menyingsing, seorang Muslim wajib berniat puasa. Setelah itu, ia menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa hingga matahari terbenam.

Advertisement

Disunahkan juga untuk sahur, meskipun tidak wajib, karena Rasulullah saw menganjurkan sahur sebagai keberkahan. Niat puasa Rajab dapat dilafalkan dalam bahasa Arab atau bahasa yang dipahami, misalnya: “Nawaitu shauma hadzal yaumi sunnatan lillahi ta’ala.”

Pandangan Ulama tentang Pahala Puasa Rajab Spesifik

Meskipun puasa di bulan Rajab secara umum dianjurkan, keutamaan atau pahala puasa Rajab yang dikaitkan dengan jumlah atau keistimewaan tertentu dari setiap tanggal, seperti pahala puasa Rajab 1 sampai 10, banyak dipandang lemah (dhaif) oleh ulama hadits. Hal ini berarti hadits-hadits tersebut tidak dapat dijadikan alasan utama berpuasa dengan keyakinan pahala tertentu yang spesifik.

Namun, niat baik berpuasa di bulan mulia tetap mendapatkan pahala dari Allah Swt. Puasa bulan Rajab secara umum baik untuk dilakukan sebagai latihan spiritual, peluang pengampunan dosa, dan peningkatan ketakwaan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Advertisement
Mureks