PT PP (Persero) Tbk (PTPP) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot penanganan tanggap darurat pada ruas jalan Bireuen-Takengon, Aceh. Upaya ini merupakan respons berkelanjutan atas bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah Aceh sejak awal Desember 2025.
Langkah kolaboratif antara PTPP dan Kementerian PUPR ini bertujuan untuk membuka kembali akses yang terdampak, menjaga kelancaran distribusi logistik, serta memulihkan konektivitas antarwilayah. Bencana yang disebabkan curah hujan tinggi secara beruntun ini mengakibatkan longsor, jalan amblas, serta kerusakan jembatan di sejumlah titik vital.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kondisi tersebut secara langsung memengaruhi mobilitas masyarakat, aktivitas ekonomi, dan akses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, serta distribusi kebutuhan pokok. Oleh karena itu, pemulihan akses jalan menjadi prioritas mendesak agar masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan aman dan bertahap.
Sejak awal penugasan, PTPP telah mengerahkan tim lapangan dan peralatan berat untuk menangani titik-titik kritis. Pekerjaan dilakukan secara bertahap, meliputi pembersihan material longsor, penanganan jalan amblas, hingga perbaikan dan pemasangan jembatan sementara. Di beberapa lokasi, pengerjaan bahkan dilakukan hingga malam hari demi mempercepat pemulihan tanpa mengabaikan aspek keselamatan kerja.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyampaikan bahwa hingga Jumat, 27 Desember 2025, sebagian besar titik terdampak di ruas Bireuen-Takengon telah kembali difungsikan. Ini termasuk sejumlah jembatan dan badan jalan yang sebelumnya terputus.
“Untuk titik-titik yang masih dalam proses penanganan, pengaturan lalu lintas serta pengalihan ke jalur alternatif terus kami jaga agar mobilitas masyarakat tetap berlangsung,” ujar Joko Raharjo dalam keterangan resmi yang diterima pada Senin (29/12/2025).
Joko Raharjo juga menegaskan bahwa keberlanjutan penanganan ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PTPP. Hal ini sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat yang terdampak bencana.
“Kami menyadari bahwa jalan dan jembatan bukan sekadar infrastruktur fisik. Ia adalah akses masyarakat untuk kembali ke rumah, bekerja, bersekolah, dan mendapatkan bantuan. Karena itu, dalam setiap tahapan penanganan, kami mengutamakan keselamatan, keberfungsian akses, dan percepatan pemulihan,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan di lapangan, PTPP terus berkoordinasi intensif dengan Kementerian PUPR, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan terkait. Koordinasi ini penting untuk memastikan penanganan darurat berjalan selaras dengan rencana penanganan permanen, sehingga infrastruktur yang dipulihkan tidak hanya berfungsi kembali, tetapi juga lebih siap menghadapi potensi risiko bencana di masa mendatang.
Melalui upaya tanggap darurat ini, PTPP berharap pemulihan akses Bireuen-Takengon dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat, memperlancar mobilitas, serta mendukung pemulihan sosial dan ekonomi wilayah terdampak.
“PTPP akan terus hadir dan bekerja bersama masyarakat hingga akses benar-benar pulih dan aktivitas warga dapat kembali berjalan dengan aman. Di tengah situasi sulit ini, kami ingin memastikan masyarakat tidak berjalan sendiri,” tutup Joko Raharjo.






