Wali Kota Kathmandu sekaligus mantan rapper, Balendra Shah, dikabarkan akan mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri Nepal dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada Maret 2026 mendatang.
Kabar ini mencuat setelah Balendra Shah, yang akrab disapa Balen, secara resmi bergabung dengan Rastriya Swatantra Party (RSP) atau Partai Independen Nasional pada Minggu (28/12). Partai tersebut dipimpin oleh mantan presenter televisi, Rabi Lamichhane.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Menurut berbagai survei politik, Balen dan Rabi saat ini merupakan tokoh paling populer di Nepal. Negara tersebut masih menghadapi ketidakstabilan politik pasca-demonstrasi besar-besaran yang dipelopori oleh generasi Z, yang pada September lalu berhasil menggulingkan mantan PM K.P Sharma Oli.
Berdasarkan kesepakatan dengan RSP, Balen yang kini berusia 35 tahun akan menjabat sebagai perdana menteri apabila partai tersebut memenangkan pemilu 5 Maret 2026. Sementara itu, Lamichhane akan tetap memegang posisi sebagai ketua partai.
Dikutip dari Reuters, kedua tokoh tersebut berjanji akan menindaklanjuti tuntutan yang disuarakan dalam aksi protes kaum muda Gen Z pada September lalu, salah satunya adalah pengentasan korupsi.
“Ini langkah yang sangat cerdas dan strategis dari RSP untuk merangkul Balen beserta para pendukung mudanya,” ujar analis Bipin Adhikari, seperti dikutip Reuters. “Partai-partai politik tradisional kini berada dalam tekanan karena khawatir kehilangan pemilih muda mereka ke RSP.”
Komisi Pemilihan Umum Nepal mencatat bahwa hampir 19 juta dari total 30 juta penduduk negara itu memiliki hak suara dalam pemilu mendatang. Sekitar satu juta pemilih baru, yang sebagian besar adalah anak muda, telah ditambahkan setelah gelombang protes tersebut.
Balen menjadi sorotan publik setelah aksi-aksi protes tersebut dan dianggap sebagai pemimpin de facto para pemuda yang memimpin demonstrasi. Ia juga turut berperan dalam pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh mantan Ketua Mahkamah Agung Sushila Karki, yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemilu.
Selama hampir tiga dekade terakhir, Partai Komunis Nepal (Unified Marxist-Leninist) pimpinan Oli dan Partai Nepali Congress yang berhaluan tengah kerap berbagi kekuasaan. Kedua partai tradisional ini kini menjadi pihak yang paling mungkin ditantang oleh Balen dan aliansinya dalam pemilu mendatang.






