Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan signifikan produksi minyak bumi nasional hingga mencapai 900 ribu sampai 1 juta barel per hari (bph) pada rentang tahun 2029-2030. Untuk merealisasikan ambisi tersebut, produksi minyak domestik harus mengalami kenaikan rata-rata 100 ribu bph setiap tahunnya.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, pada Senin (29/12/2025) menegaskan bahwa target jangka menengah ini memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. “Berarti rata-rata per tahun kita harus meningkatkan produksi sekitar 100 ribu barel per hari. Jadi kalau 100 ribu barel per hari jadi juga bukan merupakan pekerjaan yang memerlukan konsolidasi dan juga kolaborasi,” ujar Yuliot dalam Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis SKK Migas.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kolaborasi Multi-Pihak Kunci Peningkatan Produksi
Yuliot menyoroti bahwa Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak dapat bekerja sendiri. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan di sektor hulu migas sangat krusial untuk mencapai target produksi yang ambisius ini.
Lebih lanjut, Yuliot memaparkan target produksi minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun depan. Pemerintah menetapkan target sebesar 610 ribu bph untuk tahun 2026, yang mana angka ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2025 sebesar 605 ribu bph.
“Pada tahun 2024 tingkat produksi kita sekitar 580 ribu barel per hari. Jadi dengan ada peningkatan sekitar 25 ribu barel per hari pada tahun 2025 ini merupakan bagian capaian dalam rangka ketahanan energi,” jelas Yuliot, menggarisbawahi pentingnya peningkatan produksi sebagai bagian dari strategi ketahanan energi nasional.






