Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan tiga daerah di Aceh, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues, masih menghadapi tantangan serius dalam pemulihan sistem kelistrikan. Pemulihan pasca-bencana banjir dan longsor yang melanda akhir November 2025 lalu terhambat oleh terbatasnya akses pengiriman material.
Darmawan menjelaskan, “Daerah-daerah yang memang aksesnya masih terbuka, pemulihan sistem kelistrikan bisa berjalan dengan cepat, sedangkan daerah-daerah yang masih terisolasi, pemulihannya agak sedikit lebih lambat dan terkendala.” Pernyataan ini disampaikan dalam rapat koordinasi dengan Satgas Pemulihan Pascabencana pada Selasa (30/12/2025).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Secara rinci, pemulihan listrik di Aceh Tengah baru mencapai 70,8 persen desa, Bener Meriah 83,6 persen, dan Gayo Lues paling rendah dengan 69,9 persen desa yang telah kembali berlistrik.
Untuk mengatasi kendala ini, PLN melakukan evakuasi material kelistrikan melalui jalur udara untuk Aceh Tengah dan Bener Meriah. “Gayo Lues ini ada berita yang cukup mengembirakan, jalur (darat) sudah mulai terbuka, sehingga 210 tiang listrik kami sedang dalam perjalanan. Sedangkan untuk Aceh Tengah dengan Bener Meriah, evakuasi 510 tiang listrik kami masih menggunakan (pesawat) Hercules,” ungkap Darmawan.
Darmawan juga membandingkan dampak kerusakan infrastruktur kelistrikan kali ini dengan bencana tsunami 2004. Menurutnya, kerusakan akibat banjir dan longsor saat ini jauh lebih masif. “Untuk bencana kali ini dibanding dengan tsunami 2004, itu sangat berbeda. Pada saat tsunami 2004, kerusakan sistem kelistrikan ada di 8 titik, sedangkan bencana kali ini ada 442 titik. Jadi skalanya sangat berbeda, kali ini sangat masif,” jelasnya.
Dari total 23 kabupaten dan kota di Aceh, PLN mencatat 15 daerah telah pulih 100 persen dari sisi desa yang kembali mendapatkan aliran listrik, namun 8 kabupaten lainnya masih dalam proses pemulihan.
Tantangan lain dalam pemulihan jaringan listrik turut dipengaruhi kondisi rumah pelanggan yang rusak parah di beberapa daerah. Darmawan menyebut, meskipun sistem kelistrikan hampir pulih, banyak rumah warga yang belum diperbaiki. “Jadi ada daerah-daerah yang pemulihan listriknya sangat tinggi. Namun, meskipun sistem kelistrikan hampir pulih, jumlah rumah pelanggan yang terdampak masih sangat tinggi,” ucap Darmawan.
Sebagai contoh, di Aceh Utara, 850 dari 852 desa sudah pulih sistem listriknya, namun sebanyak 80.000 warga mengalami kerusakan rumah, dengan 13.000 kondisi berat dan 20.000 kondisi ringan. Pada Aceh Tamiang, 209 dari 216 desa sudah mendapat aliran listrik, kendati begitu, jumlah rumah pelanggan yang rusak akibat bencana mencapai lebih dari 38.000. Lalu di Bireuen, 607 dari 609 desa sudah menyala sistem kelistrikannya, tetapi jumlah rumah pelanggan terdampaknya mencapai lebih dari 31.000. Serta pada Aceh Timur, sebanyak 491 dari 513 desa sudah tersalurkan listrik, meski begitu, jumlah rumah yang terdampak bencana mencapai lebih dari 11.000.






