Keuangan

Panduan Praktis Menyusun Resolusi Keuangan Tahun Baru yang Realistis dan Terukur

Menjelang pergantian tahun, banyak individu merumuskan resolusi keuangan dengan harapan dapat mengelola finansial lebih baik. Kalimat sederhana seperti “Tahun depan harus lebih hemat” seringkali menjadi mantra umum. Namun, niat baik ini tidak selalu berujung pada perubahan kebiasaan yang signifikan.

Sebuah studi bertajuk New Year’s Financial Resolutions for 2026 dari Fidelity Investments menunjukkan bahwa 64 persen responden mempertimbangkan untuk membuat resolusi keuangan. Dorongan utama di balik resolusi ini adalah kebutuhan mendesak untuk menemukan ruang menabung setelah membayar tagihan bulanan (35 persen) dan kemampuan untuk melunasi tagihan bulanan itu sendiri (34 persen). Selain itu, kecemasan terkait tabungan pensiun dan biaya kesehatan di masa pensiun juga menjadi faktor pendorong.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Salah satu alasan utama mengapa resolusi keuangan kerap kandas adalah karena banyak orang menetapkan target tanpa mempertimbangkan gaya hidup nyata mereka. Dikutip dari CBS News pada Selasa (30/12/2025), Alexa von Tobel, pendiri Inspired Capital, menekankan, “anggaran yang dibuat harus sesuai dengan cara Anda hidup.”

Lalu, bagaimana cara menyusun resolusi keuangan yang dapat bertahan lebih dari sekadar minggu kedua Januari? Berikut adalah kerangka kerja yang dapat digunakan untuk membuat resolusi keuangan tahun baru yang lebih terstruktur, terukur, dan mudah dievaluasi, dengan pendekatan yang merujuk pada data dan saran praktisi keuangan:

1. Mulai dari “Peta Posisi”: Audit Keuangan 60 Menit

Resolusi yang efektif selalu berawal dari data konkret, bukan sekadar perasaan. Banyak orang merasa boros, tetapi kesulitan mengidentifikasi pos pengeluaran mana yang membengkak. Langkah audit paling ringkas yang bisa dilakukan meliputi:

  • Catat pemasukan bersih bulanan Anda setelah dikurangi pajak atau potongan rutin.
  • Kelompokkan pengeluaran selama dua hingga tiga bulan terakhir ke dalam kategori seperti kebutuhan pokok, cicilan/utang, transportasi, makan di luar, langganan, hiburan, keluarga/sosial, dan kesehatan.
  • Hitung net worth sederhana Anda: jumlahkan aset likuid (tabungan, deposito) dan aset investasi, lalu kurangi dengan total utang.

Dari hasil audit ini, Anda kemungkinan besar akan menemukan satu atau dua “kebocoran” finansial yang paling mudah dipangkas tanpa perlu mengubah gaya hidup secara drastis. Contohnya adalah langganan ganda, biaya makan di luar yang berlebihan, atau cicilan yang terlalu besar.

Fidelity Investments juga menyoroti bahwa banyak resolusi tabungan saat ini cenderung berfokus pada tujuan jangka pendek, seperti dana darurat, pelunasan utang kartu kredit, cicilan rumah, dan pembelian besar, karena dampak yang dirasakan lebih cepat dan langsung.

2. Pilih 1 hingga 3 Resolusi Inti, Hindari Terlalu Banyak Target

Terlalu banyak target dapat menyebabkan hilangnya fokus dan motivasi. Studi Fidelity menunjukkan bahwa tema resolusi keuangan cenderung berulang dari tahun ke tahun, yakni menabung lebih banyak, melunasi utang, dan menekan pengeluaran.

Agar resolusi tidak melebar, pilih 1 hingga 3 resolusi inti berdasarkan hasil audit keuangan Anda. Beberapa contoh resolusi inti yang bisa dipertimbangkan adalah:

  • Membentuk atau mengisi dana darurat (jika belum ada atau masih minim).
  • Melunasi utang berbunga tinggi, seperti utang kartu kredit, paylater, atau pinjaman konsumtif lainnya.
  • Meningkatkan porsi tabungan atau investasi secara otomatis untuk tujuan jangka menengah hingga panjang, seperti pendidikan, pembelian rumah, atau pensiun.

Jika dana darurat Anda sudah memadai dan utang konsumtif terkendali, barulah Anda dapat meningkatkan level resolusi, misalnya dengan menambah kontribusi pensiun/investasi, memperkuat proteksi asuransi, atau merencanakan dana pendidikan anak.

Mureks