Pengakuan resmi Israel terhadap Republik Somaliland sebagai negara merdeka dan berdaulat pada Minggu (28/12/2025) memicu gelombang protes dan kecaman keras di Somalia. Langkah ini, yang menjadikan Israel negara pertama yang mengakui Somaliland, dinilai dapat mengubah dinamika regional.
Di jalan-jalan Mogadishu, ibu kota Somalia, warga turun ke jalan untuk menyuarakan kemarahan mereka. Beberapa demonstran mengungkapkan keterkejutan atas gambar-gambar yang beredar daring, yang menunjukkan pendukung Somaliland membawa bendera Israel. Mereka berpendapat bahwa keputusan tersebut merusak persatuan Somalia yang telah lama dipertahankan.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Aksi protes memuncak dengan warga Somalia menginjak-injak poster bergambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga robek, sebagai simbol penolakan keras terhadap langkah Israel dan implikasinya terhadap kedaulatan Somalia.
Pemerintah Somalia mengutuk pengumuman Israel sebagai “langkah yang melanggar hukum” dan “serangan yang disengaja” terhadap kedaulatannya. Somalia menegaskan bahwa Somaliland tetap menjadi bagian integral dari wilayahnya. “Pengakuan terhadap Somaliland adalah luka besar bagi kami, dan kami tidak menerimanya,” kata Omar Mahamud, seorang warga Mogadishu, seperti dikutip Reuters pada Senin (29/12/2025).
Penolakan serupa juga datang dari Uni Afrika. Organisasi benua tersebut menegaskan kembali komitmennya terhadap persatuan Somalia dan memperingatkan bahwa langkah-langkah seperti pengakuan sepihak ini berisiko merusak perdamaian dan stabilitas di seluruh benua Afrika.
Para pengamat menilai, pengakuan Israel ini menguji penentangan Somalia yang telah lama terhadap upaya pemisahan diri Somaliland. Somaliland sendiri telah memproklamasikan kemerdekaannya secara sepihak, namun belum mendapatkan pengakuan luas dari komunitas internasional.






