Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan penyerapan setara beras mencapai 2 hingga 2,5 juta ton pada panen raya awal tahun 2026. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui pembelian gabah langsung dari petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen tersebut. “Di panen raya nanti, minimal kita serap 2 juta ton, kalau bisa sampai 2,5 juta ton,” kata Amran dalam keterangannya, Selasa (30/12/2025).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Menurut Amran, target serapan yang ambisius ini sejalan dengan proyeksi peningkatan produksi beras nasional yang diperkirakan terjadi pada tahun 2026. Selain itu, kebijakan ini juga menunjukkan kesiapan pemerintah dalam menjaga dan memperkuat cadangan pangan di tingkat nasional.
Penyerapan gabah dan beras akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Target stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari penyerapan ini direncanakan meningkat menjadi 4 juta ton, dari posisi stok CBP sebesar 3 juta ton pada tahun 2025.
Kepala Badan Pangan Nasional menjelaskan bahwa Perum Bulog akan menjadi pelaksana utama dalam penyerapan hasil panen petani. Peran strategis Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan diharapkan menjadi ujung tombak dalam menjaga stabilitas harga gabah dan beras di pasaran. “Bulog yang pegang stoknya. Ini sama seperti beras, minyak goreng, dan pangan lainnya. Negara hadir sebagai stabilisator,” tegasnya.
Penguatan serapan beras ini dinilai krusial untuk memastikan bahwa panen raya yang diperkirakan datang lebih awal pada tahun 2026 tidak akan berdampak pada penurunan harga di tingkat petani. Dengan cadangan yang kuat, pemerintah dapat menjamin produksi petani terserap secara optimal.
Saat ini, kondisi stok beras nasional dilaporkan sangat kuat. Per akhir Desember 2025, stok beras nasional tercatat mencapai 3,39 juta ton, sebuah angka yang disebut sebagai tertinggi sepanjang sejarah Indonesia sejak kemerdekaan. “Ini stok tertinggi sepanjang sejarah. Jadi untuk 2026 bukan hanya aman, tapi sangat aman,” jelas Amran.
Selain itu, Amran juga memastikan kesiapan sarana pendukung produksi, termasuk ketersediaan pupuk. Untuk tahun 2026, alokasi pupuk nasional mencapai 9,5 juta ton, dengan harga yang telah diturunkan sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan target serapan beras yang jelas, stok nasional yang kuat, serta dukungan kebijakan lintas sektor, Kementerian Pertanian optimistis bahwa panen raya 2026 akan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.






