Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menegaskan, penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) secara nasional akan tuntas pada Rabu, 31 Desember 2025, pukul 24.00 WIB. Penyaluran ini mencakup seluruh wilayah, termasuk daerah terdampak bencana seperti Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Ipul saat meninjau langsung proses penyaluran BLTS di Kantor Pos Cikini, Jakarta Pusat, pada hari ini. Ia didampingi oleh Plt. Direktur Utama PT Pos Indonesia, Haris.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Hingga akhir Desember 2025, data Kementerian Sosial menunjukkan bahwa lebih dari 33 juta keluarga penerima manfaat (KPM) telah terverifikasi. Penyaluran BLTS dilakukan secara bertahap melalui Himpunan Bank Negara (Himbara) dan PT Pos Indonesia.
Target dan Capaian Penyaluran BLTS
Gus Ipul merinci pembagian jalur penyaluran bantuan tersebut. “Yang lewat PT. Pos itu sebesar 18 juta keluarga penerima manfaat, sisanya sekitar 17 juta itu disalurkan lewat Himbara. Ini terus bekerja, hari libur pun PT. Pos berusaha untuk terus menyalurkan selama 2 bulan terakhir ini dan sampai sekarang ini terus berlangsung sampai nanti malam,” ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/12/2025).
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada PT Pos Indonesia yang tetap berupaya menyalurkan BLTS di tengah kondisi bencana. Menurutnya, tingkat penyaluran di daerah terdampak telah melampaui 80 persen.
Capaian penyaluran di Aceh tercatat sebesar 88,8 persen, Sumatera Utara 81,84 persen, dan Sumatera Barat 83,99 persen. “Saya berterimakasih, PT. Pos terus bekerja bahkan di tempat-tempat bencana. Jadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, PT. Pos terus menyalurkan BLTS, bahkan sampai sekarang sudah lebih dari 80 persen,” tuturnya.
Akurasi Data dan Partisipasi Publik
Pada kesempatan yang sama, Gus Ipul kembali menekankan pentingnya akurasi data sebagai kunci keberhasilan penyaluran bantuan agar tepat sasaran. Selama satu tahun terakhir, pemerintah, atas arahan Presiden Prabowo Subianto, terus melakukan pemutakhiran data.
Proses pemutakhiran data ini melibatkan kolaborasi antara Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Sosial, dan pemerintah daerah (Pemda). Pemutakhiran dilakukan setiap tiga bulan melalui jalur formal berjenjang, mulai dari tingkat RT dan RW, kelurahan atau desa, hingga Pemda, sebelum diolah oleh BPS.
Selain itu, Kementerian Sosial juga membuka berbagai saluran partisipasi publik. Saluran tersebut meliputi aplikasi Cek Bansos, layanan call center 021-171 yang beroperasi 24 jam, serta layanan WhatsApp yang akan mulai dibuka pada awal Januari mendatang.
“Semakin banyak saluran yang kita buka, makin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi dan kita harapkan kalau ini konsisten dilakukan, kita yakin akan mendapatkan data yang lebih akurat,” kata Gus Ipul.
Profil Penerima dan Peningkatan Anggaran
Dalam peninjauan tersebut, Gus Ipul juga berdialog langsung dengan para penerima manfaat. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar penerima BLTS merupakan keluarga baru yang sebelumnya belum pernah menerima bantuan sosial reguler seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan Program Sembako.
“Kita ingin melihat profilnya, kita ingin lihat apakah data-data terbaru itu sesuai kenyataan di lapangan. Alhamdulillah secara umum kita bisa melihat bahwa memang yang menerima di kantor ini terlihat memang mereka benar-benar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Pada tahun 2025, pemerintah meningkatkan secara signifikan alokasi anggaran bantuan sosial. Jumlah penerima BLTS diperluas dari semula 18 juta KPM menjadi sekitar 35 juta KPM. Peningkatan ini juga diikuti dengan kenaikan total anggaran dari sekitar Rp 74 triliun menjadi lebih dari Rp 110 triliun.
Gus Ipul berharap perluasan bantuan ini dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mempercepat graduasi keluarga penerima manfaat menuju kemandirian, sehingga tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.
Kendala Operasional di Daerah Bencana
Salah satu penerima BLTS, Sobari (69), warga Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, yang sehari-hari bekerja sebagai penyedia jasa cat duco, mengungkapkan rasa syukurnya setelah menerima bantuan. “Tadi dapat uang Rp900 ribu, Alhamdulilah rezeki. (Apalagi) konsumen kalau musim begini jarang perbaiki kendaraan,” kata Sobari.
Sementara itu, Plt. Direktur Utama PT Pos Indonesia Haris menjelaskan bahwa penyaluran tetap dilakukan meskipun terdapat kendala operasional di wilayah terdampak bencana. Khususnya di Aceh Tamiang, terdapat tiga Kantor Pos Cabang Pembantu (KCP) yang belum dapat beroperasi karena kendala transportasi dan sarana listrik.
“Khususnya di Aceh Tamiang, ada tiga KCP kita yang belum beroperasi sampai saat ini, yang memang ada kendala untuk transportasi, sarana listrik ke daerah tersebut. Tiga kantor cabang kita ini kita lakukan pembayaran secara manual, jadi teman-teman saya datang ke lokasi untuk membayarkannya,” tutup Haris.






