Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengumumkan bahwa puluhan sekolah di wilayah Sumatera yang terdampak banjir bandang dan longsor akan memulai kegiatan belajar mengajar di tenda darurat mulai 5 Januari 2025. Keputusan ini diambil menyusul kerusakan parah pada fasilitas pendidikan akibat bencana alam tersebut.
Pratikno menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menargetkan siswa di Sumatera dapat kembali belajar efektif pada tanggal tersebut. Namun, kondisi di lapangan mengharuskan adaptasi.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
“Pembelajaran mulai 5 Januari tetap dilaksanakan. Pelaksanaannya beda antar daerah sesuai dengan dampaknya,” kata Pratikno dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/12/2025).
Ia menambahkan, “Ini memang ada sekolah rusak berat di Aceh, tidak mungkin siap 5 Januari, jadi akan pakai tenda.”
Konferensi pers tersebut turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Seskab Teddy Indra Wijaya, Mensesneg Prasetyo Hadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, Mendagri Tito Karnavian, Wamensos Agus Jabo, dan Kapusdatin BNPB Abdul Muhari.
Rincian Sekolah Terdampak di Aceh
Pratikno membeberkan rincian sekolah yang terdampak di Aceh. Menurutnya, terdapat 2.303 sekolah di Aceh yang mengalami dampak bencana. Dari jumlah tersebut, 1.773 sekolah sudah siap digunakan kembali, sementara 516 sekolah masih dalam proses pembersihan yang dipercepat dengan bantuan TNI-Polri, relawan, dan Kementerian PUPR.
“Aceh ada 14, jadi intinya proses belajar jalan, moda fasilitas bervariasi kita jamin Kemendikdasmen turun di lapangan, menjamin di tenda dengan segala kedaruratan, belajar maksimal,” tegas Pratikno, memastikan bahwa 14 sekolah di Aceh harus menggunakan tenda sebagai fasilitas belajar sementara.
Situasi di Sumatera Barat dan Sumatera Utara
Di Sumatera Barat, Pratikno melaporkan bahwa dari 500 sekolah yang terdampak, 431 di antaranya sudah pulih. Namun, 21 sekolah mengalami kerusakan parah sehingga siswa harus belajar di tenda.
“Di Sumbar ada 500, sudah siap sebanyak jadi 431. Tapi rusak parah berat ada 21 (sehingga) belajar lewat tenda dan proses percepatan disaat bersamaan terus berlangsung,” ujarnya.
Sementara itu, di Sumatera Utara, 981 sekolah terdampak. Pratikno menyebut 95% atau sekitar 933 sekolah telah pulih, dan 29 lainnya masih dalam tahap pembersihan. Namun, 19 sekolah mengalami kerusakan total dan tidak akan siap pada 5 Januari, sehingga juga akan menggunakan tenda.
“Di sumut cukup besar ada 981 sekolah terdampak, itu recovery dan sudah 993 jadi 95% sudah recovery, 29 dalam pembersihan tapi karena ada rusak total 19 sekolah enggak siap 5 Januari masih pake tenda,” jelas Pratikno.
Ia menekankan komitmen pemerintah untuk memastikan proses pembelajaran tetap berjalan optimal. “Jadi nanti kita memanfaatkan bukan hanya tenda di Kota Padang, tanpa kurangi fasilitas di lapangan, terus dikawal Kemendikdasmen untuk jaminan pembelajaran berjalan,” pungkasnya.






