PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) bersiap menggenjot kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar global pada tahun 2026. Perusahaan menargetkan kenaikan pendapatan hingga lima kali lipat melalui strategi ekspansi ini, didukung kebutuhan dana investasi sebesar Rp 10 miliar.
Direktur Utama PT Lovina Beach Brewery Tbk, Bona Budhisurya, menjelaskan bahwa perseroan tengah membangun dua fasilitas tambahan yang akan difungsikan sebagai area penyimpanan. Pembangunan ini krusial untuk menopang peningkatan volume bahan baku dan kemasan yang dibutuhkan.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Perkuat Kapasitas dan Bidik Pasar Internasional
“Kita lagi bangun extension, dua bangunan yang sekarang sedang dikejar penyelesaiannya. Ini lebih ke warehouse, karena kita harus stok yang volumenya besar,” ujar Bona kepada awak media di Potato Head Beach, Bali, Sabtu (27/12/2025).
Peningkatan kapasitas operasional ini sejalan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan mitra distributor terbesar di Jepang. Selain itu, sejumlah calon mitra dari Eropa, Amerika Serikat, dan Meksiko juga telah melakukan penjajakan langsung.
Bona optimistis bahwa kesepakatan dengan calon mitra tersebut akan segera terwujud. “Yang dari Amerika, Eropa, dan Meksiko datang untuk melihat langsung. Mereka akan ke pabrik. Kalau sudah lihat langsung, biasanya tinggal signing,” kata Bona.
Ia menilai potensi pasar Jepang, khususnya untuk produk ready to drink (RTD), sangat besar. Bahkan, jika Lovina mampu menguasai sekitar 0,03 persen dari pasar RTD Jepang saja, pabriknya harus beroperasi penuh selama 24 jam. “Kalau itu tercapai, pabrik kita jalan 24 jam. Artinya kita juga butuh lebih banyak tenaga kerja dari masyarakat Bali,” tambahnya.
Terkait estimasi kebutuhan dana ekspansi, Bona memperkirakan angkanya di atas Rp 10 miliar. “Estimasi di atas Rp 10 miliar. Tapi kita pilih yang kualitasnya bagus dan masuk akal,” jelasnya.
Dengan ekspansi ini, Lovina menargetkan lonjakan penjualan signifikan pada 2026. Bona memproyeksikan pendapatan dan laba bersih perusahaan bisa tumbuh minimal lima kali lipat dibandingkan sejak penawaran umum perdana (IPO) pada 2023. “Minimum lima kali lipat. Market luar negeri itu besar sekali, dan kita sudah secure partner-partnernya,” tegasnya.
Kontribusi Ekspor dan Kondisi Pasar Domestik
Dalam komposisi penjualan, Bona memperkirakan kontribusi ekspor akan jauh melampaui pasar domestik. Pada tahap awal, perbandingan ekspor dan lokal diperkirakan 60:40. Namun, jika pasar Eropa, Amerika, dan Meksiko terealisasi, porsi ekspor bisa mencapai 90 persen.
Bona mengakui kondisi pasar di dalam negeri masih lesu, dengan penurunan daya beli yang menyebabkan penjualan turun hingga 50 persen. Kondisi inilah yang mendorong Lovina lebih agresif membidik pasar global. “Kalau market lokal sepi, ya kita cari market luar. Kita enggak boleh kalah dulu,” ujarnya.
Produk Coco Bali diposisikan sebagai andalan di segmen ready-to-drink (RTD), yang saat ini menunjukkan pertumbuhan signifikan secara global. Berdasarkan data Fortune Business Insights, nilai pasar RTD dunia pada 2024 mencapai USD 766,69 miliar, dengan kawasan Asia Pasifik menguasai 35,67% dari total pangsa pasar.
Kerja Sama Strategis Perkuat Posisi Global
Sebelumnya, PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) telah menjalin kerja sama strategis dengan Coco Bali Pte Ltd, perusahaan minuman yang berbasis di Singapura. Kolaborasi ini merupakan langkah STRK dalam memperluas dan memperkuat eksistensinya di pasar global.
Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan menghadirkan sejumlah produk baru yang mengusung konsep gaya hidup premium, terinspirasi dari kekayaan budaya serta sumber daya alam Bali, Indonesia.
Bona Budhisurya mengungkapkan bahwa kerja sama tersebut didorong oleh tren pertumbuhan pasar di sektor minuman RTD dan premium yang kian menguat, khususnya di kawasan Asia Pasifik. “Kami melihat pasar RTD dan premium beverage terus bertumbuh, terutama di Asia Pasifik. Konsumen sekarang mencari produk yang praktis, rasa yang seimbang, dan punya cerita. Di situlah Coco Bali kami posisikan,” ujar Bona saat konferensi pers di Potato Head Beach Club, Badung, Bali, Sabtu (27/12/2025).
Ia menegaskan, pengembangan produk ini bukan hanya proyek jangka pendek, melainkan bagian dari strategi jangka panjang perseroan dalam memperkuat inovasi. “Bagi kami, proyek ini bukan jangka pendek. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk terus berinovasi, tetap patuh pada regulasi, serta membawa kualitas craft Indonesia ke level yang lebih tinggi, ke level dunia,” pungkasnya.






