PT Elang Media Visitama (EMV) kembali memperkuat posisinya di PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) dengan meningkatkan kepemilikan sahamnya. Per 29 Desember 2025, EMV kini menguasai 27,51 persen hak suara di Superbank, naik dari sebelumnya 27,07 persen.
Peningkatan kepemilikan ini dilakukan melalui dua tahap pembelian tidak langsung. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 29 Desember 2025, EMV membeli 50 juta saham SUPA dengan harga Rp 1.050 per saham pada 24 Desember 2025. Selanjutnya, pada 29 Desember 2025, EMV kembali mengakuisisi 100 juta saham SUPA dengan harga Rp 895 per saham.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Dengan transaksi ini, total kepemilikan saham EMV di Superbank bertambah dari 9.175.800.159 saham menjadi 9.325.800.159 saham. EMV menyatakan tujuan transaksi ini adalah untuk investasi dan menegaskan komitmennya untuk tetap mempertahankan pengendalian atas Super Bank Indonesia.
Kinerja Positif Superbank hingga November 2025
Penambahan kepemilikan saham oleh EMV ini sejalan dengan kinerja positif yang dicatatkan Superbank secara berkelanjutan hingga November 2025. Bank digital yang didukung oleh konsorsium kuat seperti Grab, Emtek, Singtel, KakaoBank, dan GXS ini menunjukkan pertumbuhan operasional dan keuangan yang solid.
Hingga akhir November 2025, Superbank berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 122,4 miliar. Capaian ini didorong oleh lonjakan pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 1,4 triliun, tumbuh signifikan 165 persen secara tahunan (YoY).
Pertumbuhan intermediasi Superbank juga terlihat dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 149 persen YoY menjadi Rp 11,0 triliun. Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh 58 persen YoY, mencapai Rp 9,3 triliun. Total aset perseroan juga meningkat 69 persen YoY, mencapai Rp 18 triliun per akhir November 2025.
Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, menyoroti bahwa capaian tersebut merefleksikan kekuatan fundamental perusahaan. “Pertumbuhan jumlah nasabah, peningkatan aktivitas transaksi, dan kinerja keuangan yang berkelanjutan menunjukkan bahwa model bisnis Superbank semakin matang,” jelas Tigor dalam keterangan tertulis pada Minggu, 21 Desember 2025.
Tigor menambahkan, “Fokus kami tetap pada membangun layanan perbankan digital yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari, dijalankan secara prudent, dan didukung oleh fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.”
Ekspansi Bisnis dan Penguatan Modal Pasca-IPO
Sebelumnya, Superbank telah berhasil menghimpun dana sebesar Rp 2,79 triliun melalui penawaran umum perdana saham (IPO) pada 17 Desember 2025. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi bisnis dan penguatan kapabilitas perbankan digital perseroan. Harga penawaran umum perdana ditetapkan sebesar Rp 635 per saham, dengan melepas 4,4 miliar saham baru atau setara 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Sejak meluncurkan aplikasi digitalnya pada Juni 2024, Superbank telah melayani lebih dari 5 juta nasabah. Pertumbuhan ini diiringi peningkatan aktivitas transaksi harian yang melampaui 1 juta transaksi. Pada kuartal III 2025, volume transaksi bahkan tercatat meningkat lebih dari 40 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Dari sisi permodalan, Superbank juga mencatat penguatan signifikan. Setelah melantai di Bursa Efek Indonesia, Superbank kini telah memenuhi kriteria Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2, dengan modal inti yang melampaui Rp 6 triliun. Hal ini memberikan struktur permodalan yang lebih kuat untuk memperluas skala usaha dan memasuki fase pertumbuhan berikutnya sebagai perusahaan publik.






