Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (29/12/2025), dengan performa impresif. Indeks acuan tersebut melonjak 74,56 poin atau 0,87%, mencapai level 8.612,47.
Sepanjang sesi pagi, IHSG bergerak dalam rentang 8.546,14 hingga 8.615,73, konsisten berada di atas harga penutupan pekan lalu. Kenaikan ini didukung oleh mayoritas saham yang bergerak positif.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Data perdagangan menunjukkan sebanyak 468 saham berhasil menguat, sementara 241 saham melemah, dan 249 saham lainnya tidak mengalami perubahan. Total nilai transaksi pada siang hari ini mencapai Rp 13,33 triliun, melibatkan 22,73 miliar saham yang diperdagangkan dalam 1,71 juta kali transaksi.
Sektor Penggerak Utama
Mengutip data Refinitiv, mayoritas sektor industri tercatat berada di zona hijau, menunjukkan optimisme pasar. Sektor bahan baku memimpin penguatan dengan kenaikan 2,99%, diikuti oleh sektor konsumer non-primer yang terapresiasi 2,21%, dan sektor utilitas dengan kenaikan 2,11%.
Emiten-emiten besar turut menjadi motor penggerak utama IHSG. Saham Amman Mineral (AMMN) melonjak 6,05%, memberikan kontribusi signifikan sebesar 12,05 indeks poin. Sementara itu, Bumi Resources Minerals (BRMS) juga terapresiasi 6,45%, menyumbang 8,61 indeks poin terhadap penguatan IHSG.
Grup emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu juga kompak mengerek IHSG. Barito Pacific (BRPT), Barito Renewables Energy (BREN), dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) secara kolektif menyumbangkan total 20,59 indeks poin. Pergerakan positif ini terjadi seiring rencana aksi korporasi Petrindo Jaya Kreasi (CUAN).
Kinerja positif dari emiten-emiten tersebut berhasil membendung koreksi yang dialami oleh saham-saham berkapitalisasi besar lainnya, seperti DCI Indonesia (DCII) dan Dian Swastatika Sentosa (DSSA).
Antisipasi Data Ekonomi dan Volatilitas Akhir Tahun
Memasuki pekan terakhir perdagangan di tahun 2025, pelaku pasar akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi penting, baik dari dalam negeri maupun global. Data-data ini berpotensi menjadi katalis utama pergerakan pasar.
Meskipun pekan ini hanya akan ada tiga hari perdagangan karena libur perayaan tahun baru, volatilitas pasar diperkirakan tetap tinggi. Investor akan mencerna berbagai sinyal terkait arah ekonomi dan kebijakan moneter ke depan.
Dari dalam negeri, perhatian investor akan tertuju pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Desember dan data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur. Sementara itu, dari eksternal, pasar global akan mencermati perkembangan kebijakan moneter dan data ekonomi dari Jepang, China, hingga Amerika Serikat.
Rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed, data inflasi AS, serta sinyal lanjutan dari Bank of Japan dan kondisi manufaktur China akan turut memengaruhi sentimen risiko global. Hal ini juga akan berdampak pada pergerakan dolar AS dan aliran modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.






