Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal menembus level psikologis 9.000 pada penutupan perdagangan akhir tahun 2025, meski mencatatkan penguatan tipis. Menanggapi kondisi pasar, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyatakan menerima pergerakan indeks yang berada di luar kendali emiten.
Berdasarkan data penutupan perdagangan pada Selasa, 30 Desember 2025, IHSG menguat 0,03% atau sekitar 2.682 poin, ditutup pada level 8.646,93. Capaian ini belum mampu membawa IHSG menyentuh angka 9.000 seperti yang diharapkan beberapa pihak.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Armand Wahyudi Hartono, menegaskan bahwa emiten hanya bisa mengikuti dinamika pasar. “Kita ikutin saja, kan kita hanya menerima pasar. Di luar kontrol, yang bisa kita lakukan adalah kerja benar. Kita harus terima apa yang terjadi,” ujar Armand kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Armand menambahkan, pasar modal Indonesia menunjukkan resiliensi yang cukup baik. Meskipun sempat menghadapi tantangan pada triwulan pertama, pasar berhasil beradaptasi dan tumbuh kembali pada semester kedua. “Pasar Indonesia memang bisa melewati cukup resiliensinya ya di triwulan pertama, cukup menantang tapi ternyata melewati semester II bisa kembali lagi dan ditutup di 8.600-an,” jelasnya.
Pertumbuhan investor ritel menjadi salah satu pendorong utama. Armand menyebut, jumlah investor ritel yang mencapai 20 juta lebih merupakan capaian di luar dugaan. Target 20 juta investor yang semula diproyeksikan tercapai pada tahun 2027, justru terealisasi lebih cepat hingga akhir tahun 2025.
Di kesempatan terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, memaparkan data terkini mengenai jumlah investor pasar modal. Per 23 Desember 2025, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 20,2 juta single investor identification (SID).
Inarno merinci, sepanjang tahun 2025 terjadi penambahan SID sebesar 5,34 juta investor baru. Mayoritas investor tersebut didominasi oleh generasi muda, dengan sekitar 79% berasal dari kelompok usia di bawah 40 tahun. “Per 23 Desember 2025 jumlah SID mencatatkan capaian yang luar biasa yaitu bertambah sebesar 5,34 juta investor baru di tahun ini saja sehingga jumlah totalnya mencapai 20,2 juta SID,” kata Inarno dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025, Selasa (30/12/2025).






