Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal memenuhi proyeksi sejumlah pelaku pasar modal, Self-Regulatory Organization (SRO), hingga pemerintah untuk mencapai level 9.000 pada penutupan perdagangan akhir tahun 2025. Indeks acuan Bursa Efek Indonesia tersebut ditutup pada posisi 8.646,93.
Berdasarkan data perdagangan RTI Business pada Selasa (30/12), IHSG menguat tipis 0,03% atau sekitar 2.682 poin. Sepanjang hari perdagangan, IHSG bergerak di rentang 8.584,86 sebagai level terendah dan 8.663,66 sebagai level tertinggi.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Total volume transaksi tercatat sebanyak 39,54 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 20,61 triliun. Frekuensi saham yang diperdagangkan hingga pukul 16.03 WIB mencapai 2.607.631 kali. Mayoritas saham menunjukkan penguatan, dengan rincian 346 saham bergerak di zona hijau, 317 saham melemah, dan 146 saham bergerak stagnan.
Optimisme yang Tak Terwujud
Sebelumnya, berbagai pihak telah menyuarakan optimisme tinggi terhadap pergerakan IHSG. Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, pada Selasa (9/12/2025), sempat menyatakan bahwa pencapaian level 9.000 hanya tinggal menunggu waktu. Optimisme ini didasari oleh IHSG yang telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah (All-Time High/ATH) berkali-kali dalam beberapa bulan terakhir.
Oki juga menyoroti peran investor ritel yang aktif, di mana transaksi pada aplikasi Growin milik Mandiri Sekuritas sempat menyentuh level tertinggi hingga Rp 2,6 triliun per hari. “Sekarang kita lihat saja sudah berapa kali touch peak-nya, ya. Sudah 20 kali-an. Jadi kalau bisa achieve 9.000, ya. As a matter of time saja, ya,” ungkap Oki kepada wartawan di Jakarta.
Senada, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, juga meyakini IHSG dapat mencapai 9.000. Keyakinan ini didukung oleh laporan keuangan emiten yang membaik, kondisi ekonomi domestik yang positif, serta fundamental perusahaan tercatat yang solid sepanjang tahun. “Karena laporan keuangan juga baik, kondisi ekonomi baik. Tadi kan growth, naik terus kan, transaksi bagus, retail bagus, listed company juga kan bagus kan sejauh ini perkembangannya. Harusnya kita optimis ya akhir tahun 9.000, insyaallah,” ujar Irvan kepada wartawan di Gedung BEI, Senin (3/11/2025).
Optimisme terhadap IHSG menembus 9.000 di akhir tahun pertama kali diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Menurut Purbaya, pasar menilai setiap perkataan dan kebijakan yang dibuatnya untuk diimplementasikan dalam bentuk portofolio.
Purbaya menjelaskan, meskipun ada saham-saham yang tergolong “gorengan”, banyak emiten besar dengan fundamental kuat yang menjadi penopang kenaikan indeks. Proyeksi ini, lanjutnya, didasarkan pada pengalaman panjang serta pengamatan siklus ekonomi dan pasar saham selama puluhan tahun. Ia memaparkan, dalam setiap siklus ekonomi, pasar saham biasanya naik empat hingga lima kali lipat dari titik terendah ke titik tertinggi.
“Makanya Indeks bisa naik ke atas. Kalau ditanya gimana Indeks? To the moon. Saya bilang itu menciptakan optimisme juga. Akhir tahun ini berapa? 9.000. (Dalam) 10 tahun lagi ke depan berapa? 32.000,” pungkas Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Menara Bank Mega, Selasa (28/10/2025).






