Keuangan

Ekspor Durian Asia Tenggara ke China Memanas: Vietnam Agresif, Thailand Tertekan Regulasi

Peta persaingan ekspor durian dari negara-negara Asia Tenggara ke pasar China semakin ketat sepanjang tahun 2025. Thailand, yang dikenal sebagai pemain lama dan identik dengan durian ekspor, berupaya keras mempertahankan dominasinya. Namun, Vietnam muncul sebagai pesaing agresif dengan volume ekspor yang besar, didukung rantai pasok yang semakin rapi, serta keunggulan logistik menuju China.

Di sisi lain, Malaysia memilih jalur berbeda dengan membangun narasi durian premium, seperti varietas Musang King, setelah akses ekspor durian segar ke China terbuka. Sementara itu, Indonesia pun mulai menapaki babak baru dalam persaingan ini, ditandai dengan pengiriman perdana durian beku langsung ke pasar China pada penghujung tahun 2025, membuka pintu yang sebelumnya telah lebih dulu dimasuki Thailand dan Vietnam.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Medan Utama Persaingan: Pasar China yang Menggeliat

Di balik dinamika persaingan ini, satu pasar menjadi medan utama perebutan, yaitu China. Seiring dengan meningkatnya permintaan di negara tersebut, negara-negara produsen durian berlomba-lomba memperkuat protokol karantina, sertifikasi kebun, hingga pengujian residu. Ketika aturan semakin ketat, negara yang paling cepat beradaptasi dan menyesuaikan diri akan memenangkan tempo persaingan.

Vietnam Tancap Gas: Rekor Ekspor dan Keunggulan Logistik

Salah satu indikator utama intensitas kompetisi pada tahun 2025 adalah lonjakan nilai ekspor durian Vietnam pada kuartal III. Data bea cukai Vietnam menunjukkan bahwa September 2025 menjadi bulan rekor bagi ekspor durian negara tersebut.

Vietnam Investment Review melaporkan, pada September 2025 saja, nilai ekspor durian Vietnam mencapai 972 juta dollar AS, meningkat sekitar 45 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari total angka tersebut, ekspor ke China disebut mencapai 960 juta dollar AS, melonjak 52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Untuk akumulasi sembilan bulan pertama 2025, nilai ekspor durian Vietnam mendekati 2,8 miliar dollar AS. Tren positif ini belum mereda menjelang penghujung tahun. The Star menulis, nilai ekspor durian Vietnam pada 10 bulan pertama 2025 menembus lebih dari 3,33 miliar dollar AS, berdasarkan data kepabeanan.

Bagi Vietnam, keunggulan tidak hanya terletak pada angka, tetapi juga pada harga dan jarak tempuh. “Secara rata-rata, setiap ton ekspor durian Vietnam mencapai 3.696 dollar AS, 15 persen lebih rendah dibandingkan durian Thailand,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Buah dan Sayur Vietnam Dang Phuc Nguyen, dikutip dari VietnamPlus. Durian Vietnam juga dapat masuk lebih cepat ke China, terutama melalui jalur darat, sehingga mampu bersaing saat musim panen negara lain menyusut.

Thailand Bertahan di Tengah Tekanan Regulasi dan Kualitas

Thailand masih menjadi rujukan utama dalam ekspor durian Asia Tenggara. Namun, tahun 2025 memperlihatkan adanya tekanan yang lebih nyata dari sisi regulasi dan kualitas. Pemberitaan di Thailand pada awal 2025 menyoroti dinamika pengujian residu, termasuk kewajiban sertifikat uji tertentu untuk dapat masuk ke pasar China.

Strategi Berbeda Malaysia dan Langkah Awal Indonesia

Malaysia, dengan fokus pada durian premium seperti Musang King, terus memperkuat posisinya di pasar China. Sementara itu, Indonesia mengambil langkah signifikan dengan mengirimkan durian beku perdananya ke China pada akhir 2025, menandai dimulainya partisipasi Indonesia dalam pasar ekspor durian yang kompetitif ini.

Mureks