Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menyoroti kasus pembunuhan ibu kandung oleh siswi SD berinisial AI (12) di Kota Medan, Sumatera Utara. Peristiwa tragis ini diduga kuat terinspirasi dari game online dan serial anime yang ditonton pelaku. Lalu Hadrian menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi peringatan serius bagi semua pihak.
“Saya memandang peristiwa ini sebagai peringatan sangat serius bagi semua pihak bahwa persoalan pengaruh konten digital terhadap anak tidak bisa lagi dipandang sebelah mata,” kata Lalu Hadrian kepada wartawan, Selasa (30/12/2025).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Menurutnya, tindakan kekerasan yang dilakukan anak-anak tidak semata-mata lahir dari pengaruh game atau anime. Ia menekankan bahwa hal tersebut merupakan akumulasi dari lemahnya pendampingan dan pengawasan orang tua.
“Game dan tontonan adalah medium, yang menjadi persoalan utama adalah absennya filter nilai, kontrol orang dewasa, serta ruang dialog bagi anak dalam memahami mana yang fiksi dan mana yang realitas,” ujarnya.
Lalu Hadrian menambahkan, perlu ada pembenahan serius dari tiga pihak. Pertama, orang tua harus lebih aktif mendampingi, membatasi, dan berdialog dengan anak terkait penggunaan gawai serta konten digital. Kedua, sekolah perlu memperkuat pendidikan karakter dan kesehatan mental, serta menjadikan literasi digital sebagai bagian integral kurikulum.
“Sementara pemerintah harus memperketat pengawasan dan klasifikasi konten ramah anak, memperluas edukasi parenting digital, serta memastikan ekosistem pendidikan dan media benar-benar berpihak pada tumbuh kembang anak, bukan hanya pada aspek teknologi dan hiburan semata,” tuturnya.
Motif Terungkap: Terobsesi Game dan Anime
Sebelumnya, pihak kepolisian telah mengungkap motif di balik tindakan keji bocah kelas VI SD berinisial AI tersebut. Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak menjelaskan bahwa AI (12) membunuh ibu kandungnya, F (42), karena terobsesi dari game online dan serial anime.
“Bagaimana obsesi si korban dalam hal melakukan tindak pidananya? Adik (AI) melihat game Murder Mystery pada season Kills Others menggunakan pisau. Makanya korban pada saat itu menggunakan pisau di dalam melakukan tindak pidananya,” kata Kombes Jean Calvijn Simanjuntak saat konferensi pers, Senin (29/12).
Ia menambahkan, AI juga terinspirasi dari tontonan lain. “(AI) menonton serial anime DC pada saat adegan pembunuhan menggunakan pisau,” jelasnya.






