PT Bank Syariah Nasional (BSN) resmi memulai operasionalnya secara serentak di seluruh cabang Indonesia pada Senin (22/12/2025), menyusul rampungnya proses spin-off dari unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN). Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menjelaskan bahwa BSN kini berstatus bank umum syariah (BUS) dan BTN menjadi pemegang saham pengendali.
Pemisahan UUS BTN menjadi BSN telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat No. SR-511/PB.02/2025 tertanggal 9 Desember 2025. Surat tersebut efektif berlaku pada 22 Desember 2025, berdasarkan Surat Kementerian Hukum Republik Indonesia No. AHU-AH.01-446 tanggal 15 Desember 2025.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Nixon menegaskan, pemisahan ini juga sesuai dengan ketentuan Pasal 81 POJK 12/2023 tentang Unit Usaha Syariah. Selain itu, proses ini memenuhi kriteria transaksi afiliasi dan transaksi material sebagaimana diatur dalam Pasal 6 POJK 42/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan, serta Pasal 11 POJK 17/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
Saat ini, BTN menguasai 6.620.052.683 saham BSN, yang mewakili 99,99% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Hal ini menjadikan BTN sebagai pemegang saham pengendali bank syariah baru tersebut. “Pada Tanggal Efektif Pemisahan, kegiatan usaha UUS pada Perseroan secara hukum berakhir dan seluruh hak dan kewajiban UUS Perseroan beralih kepada BSN,” ujar Nixon dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (24/12/2025).
Direktur Utama BSN, Alex Sofjan Noor, menyatakan bahwa dimulainya operasional layanan secara nasional bagi seluruh nasabah membuktikan BSN telah melangkah sesuai peta jalan yang ditentukan perseroan. Ia menyampaikan hal tersebut usai melayani nasabah BSN di Kantor Cabang Jakarta Harmoni pada Senin (22/12/2025).
“Peresmian operasional BSN pada hari ini merupakan hasil kerja keras dari rangkaian proses panjang yang dilalui perseroan dengan dukungan kuat para pemangku kepentingan. Kami percaya, dengan kekuatan fundamental yang dimiliki BSN serta peluang yang masih terbuka luas di ekosistem perbankan syariah, perseroan dapat meningkatkan kinerja sekaligus memantapkan posisi sebagai katalisator,” kata Alex.
Pasca spin-off, BSN tercatat memiliki aset sekitar Rp71 triliun. Perseroan menargetkan pertumbuhan aset di atas Rp100 triliun dalam dua tahun ke depan.






