Prospek jangka panjang Bitcoin (BTC) dinilai tetap positif oleh para analis, meskipun aset kripto utama ini sempat mengalami koreksi signifikan dari rekor tertingginya. Para pakar memprediksi Bitcoin akan mencatat imbal hasil yang stabil selama satu dekade ke depan dengan volatilitas yang lebih rendah.
Chief Investment Officer Bitwise, Matt Hougan, menyatakan keyakinannya terhadap tren kenaikan Bitcoin dalam 10 tahun mendatang. “Saya pikir kita akan berada dalam tren kenaikan selama 10 tahun dengan imbal hasil yang kuat. Bukan imbal hasil yang spektakuler, tetapi imbal hasil yang solid, volatilitas lebih rendah, dengan beberapa naik dan turun,” kata Hougan, Senin (29/12/2025).
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Hougan juga mempertahankan proyeksinya bahwa tahun 2026 akan menjadi periode positif bagi Bitcoin. Pandangan ini pertama kali ia sampaikan pada Juli lalu, sebelum Bitcoin melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa di USD 125.100 pada Oktober 2025. Saat ini, harga Bitcoin berada di kisaran USD 87.809.
“Saya pikir tahun depan akan naik,” tambah Hougan.
Namun, tidak semua pandangan sejalan. Chief Investment Officer ReserveOne, Sebastian Beau, menyoroti ketidakpastian apakah siklus empat tahunan Bitcoin telah berakhir. “Rekor tertinggi sepanjang masa ada di 125.000, itu terjadi pada awal Oktober, sekarang berada di sekitar USD87.000 hari ini, turun 30% dengan cukup cepat, cukup menyakitkan,” ujar Beau.
Beau menjelaskan, pelaku pasar terpecah pendapat mengenai berakhirnya siklus tersebut. Waktu puncak harga Bitcoin pada Oktober lalu mencerminkan pola puncak siklus empat tahunan sebelumnya, yang mengisyaratkan kemungkinan tahun penurunan pada 2026.
Faktor di Balik Penurunan dan Penopang Harga
Hougan mengidentifikasi kelompok investor ritel yang bergerak cepat sebagai salah satu pemicu penurunan Bitcoin di akhir tahun. Investor ritel melakukan rotasi keluar dengan “antisipasi terhadap siklus empat tahunan tersebut.” Bitcoin diperdagangkan di level USD 87.818 saat publikasi, mencatat penurunan 3,81% selama 30 hari terakhir.
Meski demikian, Hougan menambahkan bahwa penurunan Bitcoin kali ini hanya sekitar 30%, tidak mencapai 60% seperti yang terlihat pada siklus-siklus sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya “pembelian institusional yang persisten dan bergerak lambat” yang menopang harga.
Kendati demikian, beberapa analis tetap berhati-hati. Trader veteran Peter Brandt baru-baru ini memperkirakan Bitcoin berpotensi turun hingga USD 60.000 pada kuartal ketiga 2026.
Pengaruh Kebijakan dan Regulasi
Bitcoin memulai tahun 2025 dengan mencapai rekor tertinggi baru di sekitar USD 109.000 setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS. Peristiwa ini secara luas dipandang sebagai katalisator reli harga Bitcoin di awal tahun.
Namun, Hougan berpendapat bahwa pemerintahan Trump kecil kemungkinannya memberikan dorongan tambahan yang signifikan bagi harga Bitcoin ke depan. “Tidak banyak lagi yang bisa mereka lakukan secara marginal untuk Bitcoin,” kata Hougan, menunjuk pada posisi regulasi aset tersebut yang kini lebih jelas.
Sebastian Beau menyampaikan pandangan serupa. “Kita tahu bahwa ini adalah aset komoditas dan hal itu telah ditegaskan oleh SEC,” ujarnya, merujuk pada penegasan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengenai status Bitcoin sebagai komoditas.






