PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) mengumumkan keberhasilan kemitraan strategisnya dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Hingga November 2025, sebanyak 4.724 tenant UMKM telah tumbuh bersama Alfamidi, memperluas jangkauan produk lokal dan meningkatkan daya saing di pasar ritel modern.
Kemitraan ini menjadi upaya Alfamidi dalam mendorong produk lokal untuk ‘naik kelas’ dan memperluas pemasaran. Sebelum produk UMKM dipasarkan di gerai Alfamidi, proses kurasi ketat dilakukan untuk memastikan kualitas, standar mutu, dan daya saing produk.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Alfamidi: UMKM Tulang Punggung Ekonomi Nasional
Corporate Communication Manager Alfamidi, Retriantina Marhendra, menegaskan bahwa Alfamidi menyadari peran vital UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Kemitraan strategis ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan.
“Kami ingin mendorong ekosistem bisnis yang inklusif. Ribuan UMKM ini mendapat tempat pemasaran produk lokal di Alfamidi, sehingga membantu pelaku usaha meningkatkan kualitas dan daya saing produknya,” kata Retriantina dalam keterangan tertulis, Jumat (26/12/2025).
Produk dari 4.724 tenant UMKM yang bermitra dengan Alfamidi sangat beragam, mulai dari makanan ringan tradisional, minuman herbal, bumbu masak, hingga buah dan sayur segar. Melalui peningkatan daya saing produk, Alfamidi berharap UMKM tidak hanya naik kelas, tetapi juga mampu berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru di berbagai daerah.
“Alfamidi percaya bahwa kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada UMKM. Dengan memberikan ruang, dukungan, dan kesempatan, Alfamidi bukan hanya menjadi mitra bisnis, tetapi juga sahabat bagi para pelaku usaha lokal untuk terus berkembang, berdaya saing, tumbuh bersama memajukan negeri,” ujarnya.
Kisah Sukses Mitra UMKM Alfamidi
Berbagai kisah sukses telah lahir dari kemitraan ini. Salah satunya adalah Linda Biki, pemilik Linda Bawang Goreng Palu. Ia menceritakan awal mula kemitraannya pada tahun 2021, setelah mengikuti sosialisasi UMKM yang diselenggarakan Alfamidi bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu.
Bawang goreng khas Palu yang dikenal gurih dan renyah tersebut berhasil lolos kurasi. Kini, Linda sukses memasarkan produknya ke 31 toko Alfamidi di Kota Palu, dengan omzet yang meningkat hingga 35%.
“Masuk Alfamidi, produksi dan penjualan meningkat. Yang penting usaha kecil kami bisa tumbuh terus dan bantu keluarga,” ungkap Linda.
Peningkatan omzet juga dirasakan Muthmainnah, pemilik Stik Bawang MR asal Bulungan, Kalimantan Utara. Sejak bermitra pada tahun 2023, produknya kini dipasarkan di 11 toko Alfamidi, dan omzetnya meningkat 60%.
“Sangat senang, penghasilan ikut meningkat. Saat ini saya sudah memiliki 4 karyawan. Semoga penjualan produk Stik Bawang MR bisa meluas di Pulau Kalimantan tidak hanya di Bulungan saja,” ungkap Muthmainnah.
Ismarayu, pemilik kerupuk kulit Isma, juga berbagi pengalaman serupa. Awalnya memasarkan produk secara door to door, produknya kemudian masuk Alfamidi pada tahun 2013. Kini, kerupuk kulit Isma yang renyah gurih alami itu dipasarkan secara nasional dan diminati banyak konsumen.
“Setelah bergabung dengan Alfamidi tentu ada kebanggaan tersendiri. Peningkatan omzet sangat signifikan sampai saat ini mencapai 400%. Kami juga terus berinovasi menambah varian produk yang ada dan ingin punya item non food yang bisa dijual di Alfamidi,” ungkap Ismarayu.
Kisah inspiratif lainnya datang dari Uus Fitriansah, pemilik usaha kuliner Siomay Batagor Om Uus asal Karawang. Selama enam tahun menjadi tenant UMKM di gerai Alfamidi Perumnas Karawang 2, usaha rumahan Uus kini telah memiliki beberapa cabang dan mempekerjakan empat karyawan.
“Alhamdulillah setelah kerja sama dengan Alfamidi, omzet meningkat dan bahkan bisa buka cabang di tempat lain. Kami berharap kerja sama ini terus berjalan baik, saling support,” tutup Uus.






